Pengaruh Basic First Aid Education Terhadap Kemampuan Anggota KSR Dalam Melakukan Pertolongan Pertama Pada Trauma Tungkai di PMI Kabupaten Mojokerto
Abstract
Kemampuan Anggota KSR dalam pertolongan pertama sekurang-kurangnya harus menguasai tingkat dasar, yaitu setingkat dengan orang awam. Untuk memenuhi kompetensi pertolongan pertama, Anggota KSR seharusnya mendapatkan edukasi berupa pendidikan pelatihan pertolongan pertama. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh basic first aid education terhadap kemampuan anggota KSR dalam melakukan pertolongan pertama pada trauma tungkai. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif menggunakan desain pre-eksperimental dengan rancangan one group pretest-posttest yang melibatkan 27 responden. Responden mendapat basic first aid education mengenai pertolongan pertama pada trauma tungkai. Kemampuan responden diukur dengan mensimulasikan tindakan pertolongan pertama pada tungkai dengan lembar observasi sebagai alat ukur pada saat pre-test dan post-test. Sebelum mendapat basic first aid education, 20 responden (74,1%) memiliki tingkat kemampuan rendah dan 7 responden (25,9%) memiliki tingkat kemampuan yang cukup. Setelah mendapat basic first aid education, 27 (100%) responden memiliki tingkat kemampuan baik. Berdasarkan uji statistik Wilcoxon signed rank test, diketahui p-value (0,000) < α (0,05). Artinya, basic first aid education berpengaruh terhadap kemampuan anggota KSR dalam melakukan pertolongan pertama pada trauma tungkai. Edukasi dalam bentuk ceramah sangat efisien dari segi waktu jika didukung diskusi yang berdasarkan pengalaman responden dalam penelitian, sehingga responden dapat lebih mengeksplor pengalamannya sehingga dapat diterapkan dengan lebih baik.