dc.description.abstract | Masalah intoleransi aktivitas pada pasien pasca sectio caesarea muncul karena adanya luka pembedahan pada sectio caesarea yang menyebabkan timbulnya rasa nyeri didaerah sayatan, sehingga pasien cenderung berbaring di tempat tidur dan enggan melakukan mobilisasi. Sectio caesarea termasuk tindakan operasi besar pada bagian perut (operasi besar abdominal). Intoleransi aktivitas merupakan terganggunya kemampuan untuk bergerak secara sengaja didalam lingkungan (misalnya, mobilitas ditempat tidur, berpindah tempat, ambulasi ) dan keterbatasan rentan gerak ROM. Penanganan masalah intoleransi aktivitas pada post op dapat dilakukan dengan mobilisasi dini. Mobilitas dini dapat mempercepat pemulihan pasca bedah dan mencegah komplikasi pasca bedah. Dengan mobilisasi dini kontraksi uterus akan baik sehingga fundus uteri keras, maka resiko perdarahan abnormal dapat dihindarkan, karena kontraksi membentuk penyempitan pembuluh darah yang terbuka. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus di di ruang VK Bersalin RSUD R.A. Basoeni Kab. Mojokerto yang meliputi pengkajian, analisa data, penentuan diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi keperawatan yang dilakukan tanggal 29-30 Maret 2022. Data penelitian diambil dengan teknik wawancara dan observasi pemeriksaan fisik. Kesimpulan dari asuhan keperawatan penelitian kondisi pasien post sc pada intoleransi aktivitas mengalami perkembangan yang baik pasien mampu beraktivitas tanpa bantuan dan sudah dilakukan perawatan luka agar luka bersih dan kering tidak ada pus, tidak ada tanda tanda infeksi. Pasien mampu menjaga luka agar tetap bersih dan steril dan tidak mandi setelah pulang dari rs hanya di seka sampai control berikutnya. Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam dilakukan menunjukkan bahwa masalah keperawatan yang dialami sudah teratasi. Dengan begitu pasien harus tetap menjaga kebersihan luka serta melatih aktivitas secara bertahap dan mandiri | en_US |