ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA MEDIS POST OP MIOMA UTERI DI RUANG MAWAR RSUD BANGIL
Abstract
Mioma uteri atau tumor jinak dari otot rahim adalah salah satu masalah kesehatan reproduksi wanita yang sangat penting. Gejala yang sering muncul adalah adanya tumor masa di bawah perut, perdarahan yang abnormal, nyeri dan adanya penekanan pada organ reproduksi. Penatalaksanaan mioma uteri pada umumnya yang tersering adalah tindakan operatif yaitu histerektomi (pengangkatan rahim) atau pada wanita yang ingin mempertahankan kesuburannya dengan miomektomi (pengangkatan mioma) dapat menjadi pilihan. Baik keduanya akan mengakibatkan luka insisi yang akan menimbulkan nyeri post operasi. Metode dalam penelitian ini yaitu studi kasus pada Ny. NM. Hasil dalam penelitian ini yaitu klien mengatakan nyeri luka operasi di daerah perut. Klien mengatakan nyeri dirasa seperti diiris-iris, terasa panas, dan terus-menerus, nyeri bertambah sakit bila dibuat gerak, klien menunjuk skala nyeri 5 dari skala nyeri yang diajukan. Klien tampak lemah dan menahan rasa sakit. Tekanan darah klien yaitu 142/87 mmHg, frekuensi nadi yaitu 92 x/menit, frekuensi pernafasan yaitu 20 x/menit. Kemudian diagnose yang digunakan yaitu nyeri akut dengan kriteria hasil tingkat nyeri. Untuk mencapai kriteria hasil tingkat nyeri, peneliti menggunakan intervensi manajemen nyeri. Setelah dilakukan implementasi didapatkan hasil bahwa nyeri yang dirasakan klien berkurang. Sehingga permasalahan teratasi sebagian dan intervensi tetap dilanjutkan. Manajeman nyeri merupakan prosedur penatalaksanaan untuk penanganan nyeri, terdapat dua manajemen dalam penanganan nyeri yaitu secara farmakologi maupun non farmakologi. Tindakan farmakologis biasanya diberikan dengan pemberian analgetik untuk menghilangkan rasa nyeri yang sangat hebat yang berlangsung selama berjam-jam bahkan sampai berhari-hari (Smeltzer & Bare, 2013)