HUBUNGAN GANGGUAN EMOSIONAL DENGAN MAKNA HIDUP KOMUNITAS LSL DI KOMISI PENANGGULANGAN AIDS MOJOKERTO
Date
2023-06-26Author
Andrian, Yusup Roy
Ibnu, Faisal
Andriyanto, Arief
Metadata
Show full item recordAbstract
Salah satu kelompok populasi beresiko tinggi terinfeksi HIV yaitu lelaki seks dengan lelaki (LSL). LSL cenderung memiliki perilaku seks menyimpang yang membuat mereka mempunyai pola pikir yang sempit tentang kehidupan dengan orientasi seksualnya, mempunyai konsep diri yang rendah, mendapat stigma sosial hingga kehilangan makna hidup, yang mana salah satunya dipengaruhi oleh gangguan emosional. Tujuan menganalisis hubungan gangguan emosional dengan makna hidup komunitas LSL di Komisi Penanggulangan AIDS Mojokerto. Desain penelitian analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua LSL di Komisi Penanggulangan AIDS Mojokerto yang berjumlah 35 orang. Sampel berjumlah 35 LSL yang diambil dengan teknik total sampling. Instrumen kuesioner Self Reporting Questionnare (SRQ) dan kuesioner Meaning in Life Questionnare (MLQ). Uji validitas dan reliabilitas kuesioner SRQ dan MLQ bahwa seluruh item pernyataan valid dan reliabel dengan r= 0,63-0,77 dengan nilai cronbach alpha 0,82 dan 0,87. Analisis data menggunakan cross tabulation. Hasil penelitian terdapat hubungan gangguan emosional dengan makna hidup komunitas LSL di Komisi Penanggulangan AIDS Mojokerto yang dilihat dari hasil cross tabulation yaitu dari 25 responden yang mengalami gangguan emosional, ternyata hampir seluruhnya (76%) makna hidupnya rendah yaitu sebanyak 19 responden, sedangkan 10 responden yang tidak mengalami gangguan emosional, ternyata setengahnya (50%) mempunyai makna hidup tinggi yaitu sebanyak 5 responden. LSL yang mengalami gangguan emosional akan cenderung memiliki makna hidup yang rendah, begitupun sebaliknya semakin LSL tidak mengalami gangguan emosional maka makna hidupnya akan semakin tinggi. Pentingnya kestabilan emosional pada LSL untuk mempertahankan dan meningkatkan makna hidup.