dc.description.abstract | Gagal ginjal kronis adalah penyakit pada ginjal stadium akhir yang berarti tubuh tidak mampu untuk mempertahankan metabolisme, keseimbangan cairan, dan elektolit serta menuju pada tahap kematian. Tidak berfungsinya ginjal biasanya muncul dengan beberapa gejala yakni adanya hasil positif protein dalam pemeriksaan urinalisis, darah dalam urin, serta adanya kenaikan nilai kadar ureum dalam darah Ureum merupakan hasil akhir metabolisme protein dan dikeluarkan melalui ginjal. Salah satu cara terapi gagal ginjal yaitu dengan hemodialisa yaitu suatu metode terapi yang digunakan untuk membuang sisa-sisa pada metabolisme, cairan dan racun dari dalam tubuh ketika ginjal sudah tidak mampu lagi untuk melakukan perannya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian yaitu penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional dengan sampel sebanyak 30 responden yang diambil secara Purposive sampling. Instrumen penelitian dengan lembar observasi dengan uji wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan nilai ureum dengan kategori normal ada 19 responden (63,3%), nilai kreatinin dengan kategori normal ada 18 responden (60%), sedangkan nilai ureum dengan kategori tinggi ada 11 responden (36,7%), dan nilai kreatinin dengan kategori tinggi ada 12 responden (40%). Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada pengaruh hemodialisa terhadap ureum dan kreatinin (0,000<0,05). Sehingga dapat di simpulkan bahwa dari hasil penelitian ini ada pengaruh hemodialisis terhadap kadar ureum dan kreatinin darah pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisa. Bagi pasien dengan gagal ginjal terapi hemodialisa sangat efektif karena hemodialisa dapat menurunkan nilai ureum dan kreatinin pada pasien gagal ginjal dengan nilai ureum dan kreatinin nya yang mengalami kenaikan yang tinggi. | en_US |