HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI (PENDAPATAN) DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 12-60 BULAN DI DESA DISANAH, KEC.SRESEH, KAB.SAMPANG
Date
2023-08-15Author
Iskarima, Iskarima
Muhammad, Sajidin
Arif, Wicaksono
Metadata
Show full item recordAbstract
Stunting merupakan salah satu masalah gizi kronis pada balita yang menyita banyak perhatian. Stunting merupakan kondisi dimana tinggi badan yang tidak sesuai dengan usia anak saat itu. Salah satu penyebab stunting adalah gizi yang tidak mencukupi, yang juga dapat dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi seperti pendapatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui antara hubungan status sosial ekonomi dengan kejadian stunting pada balita usia 12-60 bulan di desa disanah. Kec, sreseh. Kab. Sampang. Metode penelitian ini menggunakan desain analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional. Populasi seluruh ibu dan balita yang tercatat diposyandu desa disanah sebanyak 96. Tekhnik pengambilan sample menggunakan purposive sampling dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioer dan microtoice untuk mengukur tinggi badan balita. Analisa data menggunakan uji spearman rho. Hasil penelitian menunjukan sebagian keluarga berpendapatan rendah didapatkan katagori balita pendek sebanyak 24 balita (36,4%), balita sangat pendek sebanyak 15 balita (22,7%), balita normal sebanyak 1 balita (1,5%) dan tidak ada balita yang katagori tinggi. Sedangkan keluarga berpendapatan tinggi didapatkan katagori balita pendek sebanyak 1 balita (1,5%), balita sangat pendek sebanyak 6 balita (9,1%), balita normal sebanyak 17 balita (25,8%) dan balita tinggi sebanyak 2 balita (3%) keluarga yang memiliki balita stunting sebagian besar memiliki pendapatan rendah. Semakin tinggi pendapatan keluarga maka resiko terdampak stunting semakin kecil. Keluarga dengan pendapatan tinggi lebih mampu menyediakan sumber makanan yang bergizi dan berkualitas untuk anaknya sehingga memenuhi kebutuhan nutrisinya.