HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II DI RUANG KRISAN RUMAH SAKT ARAFAH ANWAR MEDIKA
Date
2023-09-26Author
Dinar, Rofida Erlin
Wahyuni, Lutfi
Ningsih, Arum Dwi
Metadata
Show full item recordAbstract
Diabetes mellitus merupakan penyakit metabolisme yang ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah. Faktor resiko yang dapat mengakibatkan diabetes mellitus diantaranya stres, faktor genetik, umur serta riwayat mengkonsumsi alkohol. Upaya paling sederhana guna mengendalikan gula darah yaitu dengan menerapkan manajemen stres. Tetapi dalam realitanya, masih banyak penderita diabetes mellitus yang tidak dapat mengelola stres sehingga terjadi kenaikan kadar gula darah pada penderita itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat stres dengan kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus di ruang Krisan Rumah Sakit Arafah Anwar Medika. Riset ini menggunakan metode analitik korelasi dengan desain cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 45 responden yang diambil dengan teknik consecutive sampling. Hasil analisa data menggunakan uji Spearman Rho. Hasil analisa menampilkan nilai p value 0,001 < α 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat stress dengan kadar gula darah penderita diabetes mellitus di ruang Krisan Rumah Sakit Arafah Anwar Medika. Sementara itu angka koefiensi korelasi menunjukkan nilai 0,663 yang berarti hubungan antara tingkat stress dengan kadar gula darah penderita diabetes mellitus di ruang Krisan Rumah Sakit Arafah Anwar Medika yaitu kuat. Stres dapat meningkatkan kadar glukosa darah karena stres menstimulus tubuh untuk mengeluarkan hormon kortisol dan ephinefrin. Kedua hormon ini mempunyai efek yang kuat dalam menyebabkan timbulnya proses glikoneogenesis, sehingga akan meningkatkan kadar glukosa darah dengan jumlah besar dalam beberapa menit. Manajemen stres yang baik diharapkan dapat mengendalikan kadar gula penderita sehingga terciptanya kualitas hidup yang lebih baik.