Pengaruh Guide Imagery terhadap Intensitas Nyeri pada Pasien Post Operasi Fraktur di RSUD Bangil
Date
2023-09-29Author
Badry Romzy, Ahmad Faiq
Wahyuningsih, Binarti Dwi
Hariono, Rudi
Metadata
Show full item recordAbstract
Nyeri merupakan salah satu masalah keperawatan yang dialami oleh pasien post operasi. Nyeri yang tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan perubahan sementara pada tanda-tanda vital, menghambat ambulasi dini, memperpanjang waktu pemulihan, menurunkan fungsi sistem, menghambat perencanaan pemulangan dan lama rawat inap di rumah sakit. Salah satu manajemen non farmakologis adalah dengan guided imagery. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh guided imagery terhadap intensitas nyeri post operasi fraktur di RSUD Bangil Pasuruan. Desain penelitian preeksperimental dengan pendekatan one group pretest – post test design. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien post operasi fraktur di ruang rawat inap RSUD Bangil Pasuruan pada tanggal 26 Juli - 21 Agustus 2023 sejumlah 30 orang. Teknik sampling penelitian ini adalah consecutive sampling dengan kurun waktu 26 hari. Besar sampel yang memenuhi kriteria penelitian adalah 30 orang. Instrumen penelitian menggunakan SOP guided imagery dan lembar observasi berdasarkan skala nyeri Bourbanis. Hasil penelitian ini hampir seluruh responden pada sebelum guided imagery mengalami nyeri sedang yaitu 26 orang (86,6%), dan sebagian besar responden pada sesudah guided imagery mengalami nyeri ringan yaitu 23 orang (76,6%). Hasil uji Wilcoxon menunjukkan pvalue=0,000 sehingga ada pengaruh teknik guided imagery terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien post operasi fraktur di RSUD Bangil Pasuruan. Guided imagery membuat pasien merasa nyaman dan rileks. Kondisi rileks tubuh akan merangsang hormon enkefalin dan endorfin yang akan menghambat kerja nosiseptor sebagai reseptor nyeri sehingga nyeri tidak distimulus ke otak.