KARAKTERISTIK BAYI YANG MENGALAMI IKTERUS DI POLI ANAK RS SAHABAT SUKOREJO KABUPATEN PASURUAN
Date
2024-02-19Author
Roidatun Nafisah
Elies Meilinawati S.B., S.ST., S.Psi., M.Keb
Naning Puji Suryantini, SST.,Bd.,M.Kes
Metadata
Show full item recordAbstract
Ikterus berwarna kuning hingga jingga, bayi terlihat lemah, urin berwarna
gelap sampai hingga neonatorum adalah kejadian biologis pada bayi yang muncul
karena produksi sel darah merah tinggi dan ekskresi bilirubin rendah yang ditandai
dengan gejala kulit cokelat. Ikterus neonatorum terjadi karena banyak faktor seperti
faktor maternal, perinatal, dan neonatal penelitian ini bertujuan untuk
mendiskripsikan karakteristik bayi yang mengalami ikterus.
Metode penelitian ini menggunakan desain deskriptif yang merupakan
jenis penelitian dengan hanya mendeskripsikan fenomena yang terjadi dan hanya
terdiri dari 1 variabel. Populasi pada penelitian ini yaitu semua bayi yang
mengalami ikterus neonatorum di ruang neonatus sebanyak 63 orang. Sampel dari
penelitian ini adalah seluruh bayi yang mengalami ikterus neonatorum di ruang poli
anak RS Sahabat Sukorejo Kabupaten Pasuruan. Sebanyak 63 responden Pada
penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan kuesioner.Analisa ini
dimanfaatkan untuk mendapatkan gambaran pada masing masing variable
penelitian yaitu tentang karakteristik bayi Yang Mengalami Ikterus.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden bayinya
termasuk berat badan lahirnya normal sebanyak 44 orang (69,8%). Sebagian besar
responden bayinya termasuk terjadi asfiksia sedang sebanyak 30 orang (47,6%)
Sebagian besar responden bayinya termasuk tidak prematur sebanyak 44 orang
(69,8%) Sebagian besar responden bayinya dengan nilai APGAR Skor 5-7
sebanyak 43 orang (68,3%) Sebagian besar kebutuhan nutri pada bayinya adalah
terpenuhi sebanyak 44 responden (69,8).
Untuk pencegahan terjadinya ikterus maka ibu harus memberikan nutrisi
pada bayi yang cukup meskipun kondisi berat badan bayi lahir normal namun
terjadi inkterus dikarenakan kurangnya asupan nutrisi melalui pemberian ASI. Agar
ibu memberikan kolostrum pada bayinya setelah lahir untuk mengantisipasi adanya
bayi kuning.