HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN QUARTER LIFE CRISIS PADA MAHASISWA S1 KEPERAWATAN REGULER UNIVERSITAS BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO
Abstract
Mahasiswa sering mengalami quarter life crisis saat memasuki usia 18-30
tahun, yang dapat mengakibatkan kebimbangan dalam pengambilan keputusan,
putus asa, penilaian diri negatif, cemas, tertekan, dan masalah dalam hubungan
interpersonal. Quarter life crisis dapat diatasi dengan baik jika mahasiswa
memiliki self efficacy yang tinggi. Self efficacy merupakan keyakinan pada
kemampuan diri sendiri, dapat meningkatkan kepercayaan diri dan motivasi,
sehingga membantu mahasiswa melewati masa sulit tersebut. Tujuan penelitian
ini adalah mengetahui hubungan antara self efficacy dengan quarter life crisis
pada mahasiswa S1 keperawatan reguler Universitas Bina Sehat PPNI
Mojokerto. Penelitian ini menggunakan desain analitik korelasi dengan
pendekatan cross-sectional untuk menilai hubungan antara self efficacy dan
quarter life crisis pada mahasiswa S1 keperawatan reguler di Universitas Bina
Sehat PPNI Mojokerto. Variabel independen dalam penelitian ini adalah self
efficacy dan variable dependen yaitu quarter life crisis. Sampel sebanyak 88
mahasiswa dipilih dari populasi 713 menggunakan teknik stratified random
sampling. Data diambil dengan Self Efficacy Scale dan Quarter Life Crisis Scale.
Hasilnya menunjukkan bahwa 60,2% mahasiswa memiliki self efficacy tinggi
dan 73,9% mengalami quarter life crisis sedang. Analisis dengan korelasi
Spearman’s Rho menggunakan SPSS 29 menunjukkan p-value 0,001 (p<0,05)
dan Correlation Coefficient -0,506, yang menunjukkan hubungan kuat.
Kesimpulannya, semakin tinggi self efficacy yang dimiliki mahasiswa, maka
semakin rendah quarter life crisis yang dialami mahasiswa, begitupula
sebaliknya. Individu dengan self efficacy tinggi akan lebih cenderung aktif
melakukan usaha dan bekerja keras karena mereka memiliki sebuah keyakinan
terhadap kemampuannya dalam menghadapi hambatan pada proses mencapai
keberhasilannya.