ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN NYERI AKUT POST OP LAPAROTOMI DENGAN PENERAPAN TERAPI MUROTTAL AL-QUR'AN DI RSUD PROF. DR. SOEKANDAR
Abstract
Laparatomi merupakan suatu bentuk pembedahan mayor dengan melakukan pengayatan pada lapisan dinding abdomen. Prosedur laparotomi ini dapat menyebabkan adanya rasa nyeri akibat kerusakan jaringan dari luka sayatan pembedahan sehingga diperlukan manajemen nyeri pasien post laparotomi. Manajemen nyeri menggunakan kombinasi terapi farmakologi disertai dengan non farmakologi yang dapat meningkatkan efektifitas mengurangi nyeri. Terapi murottal Al-Qur’an adalah jenis intervensi non farmakologi yang mudah dilakukan dalam berbagai situasi namun dapat menurunkan intensitas nyeri. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan analisis keperawatan pada pasien dengan nyeri post op laparotomi dengan penerapan terapi murottal Al-Qur’an Di RSUD Prof. Dr. Soekandar. Pada penelitian ini menggunakan metode studi kasus. Dengan pendekatan asuhan keperawatan dan subyek yang digunakan adalah 1 pasien utama dan 1 pasien pembanding dari 1 kasus. Hasil dari analisis asuhan keperawatan pada pengkajian didapatkan dengan masalah nyeri akut dengan intervensi terapi murottal Al-Qur’an dilakukan selama 3 hari. Dengan memberikan asuhan keperawatan selama 3x24 jam dengan kriteria hasil nyeri akut teratasi. Intervensi yang dilakukan yaitu melakukan terapi murottal Al-Qur’an. Hasil implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi dan terapeutik yang dilakukan oleh peneliti dapat menurunkan nyeri pada pasien post op laparotomi setelah diberikan intervensi selama 3 hari perawatan. Hasil evaluasi didapatkan bahwa pasien dengan nyeri akut teratasi sebagian pada pasien utama dan nyeri akut teratasi pada pasien pembanding. Terapi murottal Al-Qur’an dapat menjadi alternatif sebagai terapi non-farmakologi untuk mengatasi nyeri pada pasien post op laparotomi dengan memberikan rensasi rileksasi dari irama yang masuk dan dihantarkan dari canalis auditorius sampai ke thalamus sehingga melepaskan endofrin dan muncul respon terhadap emosional melalui pengeluaran hormon stress yang membuat seorang menjadi rileks.