Gambaran Stigma Masyarakat Pada Pasien Dengan Gangguan Jiwa Di Wilayah Kelurahan Wates Kota Mojokerto
Date
2024-09-13Author
Putri, Cristia Leonica
Ma'rifatul Azizah, Lilik
Kotijah, Siti
Metadata
Show full item recordAbstract
Penderita gangguan jiwa seringkali berperilaku buruk dan tidak normal dibandingkan masyarakat umum. Seringkali pasien dengan gangguan jiwa membuat takut orang-orang di sekitarnya. Perilaku seperti itulah menyebabkan masyarakat berpikiran negatif dan memperlakukannya sebagai orang gila dan tidak layak hidup di lingkungan sekitar masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran stigma masyarakat pada pasien dengan gangguan jiwa di Wilayah Kelurahan Wates Kota Mojokerto. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif. Teknik pengambilan sampel penelitian ini yaitu purposive cluster sampling dan didapatkan 100 responden dengan menggunakan rumus slovin. Pengumpulan data menggunakan kuisioner CAMI (Community Attitudes towards Mental Illness) untuk mengukur stigma masyarakat terhadap orang dengan gangguan jiwa. Hasil penelitian ini di analisa menggunakan analisa univariat dengan bantuan SPSS yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi didapatkan hampir seluruh responden (87.0%) memiliki stigma positif dan sebagian kecil responden (13.0%) memiliki stigma negatif. Penelitian ini didapatkan stigma paling banyak yaitu stigma positif. Terdapat beberapa faktor lain yang menyertai tingginya stigma di masyarakat yaitu usia, jenis kelamin, pendidikan, suku, dan agama. Terbentuknya stigma positif masyarakat terhadap pasien dengan gangguan jiwa seringkali masyarakat tidak setuju bahwa pasien dengan gangguan jiwa perlu dijauhi, dihindari, bahkan dianggap mengancam bagi masyarakat. Sebaliknya, stigma negatif pada pasien dengan gangguan jiwa akan berdampak bagi proses pengobatan menjadi lebih lama proses penyembuhan pasien dan menjadi stigma bagi keluarga yang merawat sehingga tidak jarang pasien dengan gangguan jiwa terkadang kambuh lagi.