ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL HIPEREMESIS GRAVIDARUM DENGAN MASALAH KEPERAWATAN NAUSEA DENGAN INTERVENSI PEMBERIAN AROMATERAPI PEPPERMINT DI RUANG CAMELIA RSUD SYARIFAH AMBAMI RATO EBU BANGKALAN
Abstract
Hiperemesis gravidarum berdampak pada kondisi fisiologis ibu. Mual dan muntah secara terus menerus dapat menyebabkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai. Pengobatan dilakukan dengan tujuan untuk menghentikan mual serta menambah asupan nutrisi dalam tubuh. Jika tidak dilakukan pengobatan, maka kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan ibu hamil tidak terpenuhi sehingga dapat mengganggu kesehatan, aktifitas ibu hamil dan berpengaruh pada pertumbuhan janin (Willy, 2019). Perawat juga berperan dalam memberikan intervensi yang dapat menurunkan mual muntah pada ibu hamil dengan Hipermesis Gravidarum dengan penatalaksaan nonfarmakologis seperti terapi herbal, terapi nutrisi, pijat reflek siologi dan aromaterapi pappermint Terapi yang diterapkan pada pasien yaitu terapi nonfarmakologi essensial Oil Peppermint (Zuraida, 2018).
Dari hasil pengkajian pada pasien Ny. L dengan G2P1A0, datang ke PONEK IGD RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan Pasien mengatakan mual selama satu minggu. Data objektif didapatkan pasien tampak pucat, saliva meningkat dan hasil pemeriksaan USG pasien hamil 14 minggu 3 hari. Kemudian dari hasil pengkajian data subjektif dan data objektif dapat ditegakkan diagnosa keperawatan nause berhubungan dengan kehamilan. Hal ini dapat disimpulkan teknik penggunaan aromaterapi peppermint yang dilakukan secara mandiri oleh pasien dinilai efektif dalam mengontrol mual pada pasien. Terbukti berdasarkan implementasi yang telah dilakukan evaluasi keperawatan yang pada hari ke 2 didapatkan pasien mengatakan gejala mual pada pasien mulai berkurang. Masalah teratasi, tujuan dan kriteria hasil tercapai dan planning intervensi dilakukan teknik nonfarmakologis dengan pemberian aromaterapi peppermint dapat dilakukan secara mandiri ketika keluhan mual timbul. Dalam melakukan asuhan keperawatan ini, pasien kooperatif dan bersedia. Sehingga, tidak ada kendala dalam pemberian tindakan keperawatan