dc.description.abstract | Implementasi Kurikulum Merdeka berbasis digital di Indonesia menghadapi tantangan kompleks
meskipun menawarkan peluang transformasi pendidikan yang signifikan. Penelitian kualitatif ini
mengkaji dinamika penerapan kurikulum tersebut di lima sekolah percontohan melalui wawancara
mendalam, observasi partisipatif, dan analisis dokumen. Temuan penelitian mengungkap tiga tantangan
utama: (1) kesenjangan infrastruktur digital antara wilayah perkotaan dan pedesaan, (2) variasi kompetensi
digital guru yang dipengaruhi faktor generasi, dan (3) disparitas literasi digital peserta didik. Studi ini
menemukan bahwa solusi efektif sering muncul dari adaptasi kreatif sumber daya lokal, seperti
pemanfaatan aplikasi pesan instan untuk pembelajaran di daerah terbatas infrastruktur. Analisis lebih
lanjut menunjukkan bahwa keberhasilan implementasi bergantung pada sinergi multipihak antara sekolah,
pemerintah, orang tua, dan dunia usaha. Sekolah dengan kepemimpinan visioner dan program pelatihan
guru berkelanjutan menunjukkan kemajuan lebih pesat dalam mengintegrasikan teknologi dengan prinsip
pembelajaran merdeka. Penelitian ini menyoroti perlunya pendekatan holistik yang menyeimbangkan
aspek teknis dengan pertimbangan pedagogis, di mana teknologi berfungsi sebagai alat mencapai tujuan
pembelajaran bukan sebagai tujuan akhir. Rekomendasi kebijakan difokuskan pada pemerataan
infrastruktur, penguatan kapasitas guru melalui pendampingan intensif, dan pengembangan sistem
evaluasi yang komprehensif. Temuan ini memberikan kerangka acuan bagi pengembangan Kurikulum
Merdeka berbasis digital yang lebih inklusif dan berkelanjutan di berbagai konteks sekolah di Indonesia. | en_US |