PENERAPAN TERAPI DZIKIR UNTUK MENGONTROL GEJALA NEGATIF PADA PASEN SKIZOFRENIA DENGAN MASALAH HALUSINASI PENDENGARAN DI RSUD SYAMRABU BANGKALAN
Abstract
Skizofrenia merupakan gangguan jiwa berat yang ditandai dengan distorsi realitas, salah satunya berupa halusinasi pendengaran. Halusinasi ini sering kali menyebabkan gangguan tidur, ketakutan, dan isolasi sosial pada pasien. Intervensi keperawatan berbasis spiritual seperti terapi dzikir dapat digunakan sebagai pendekatan nonfarmakologis dalam membantu pasien mengontrol gejala halusinasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus pada satu pasien di Poli Jiwa RSUD Syamrabu Bangkalan. Intervensi dilakukan melalui tahapan SP1–SP4 dengan terapi dzikir sebagai metode pengendalian halusinasi pendengaran, disertai dengan intervensi edukatif, kognitif, afektif, dan perilaku. Hasil sebelum intervensi menunjukkan pasien sering mendengar suara ayahnya yang telah meninggal, muncul 2–3 kali setiap malam, terutama saat kondisi sepi. Pasien tampak melamun, gelisah, dan tersenyum sendiri. Setelah intervensi selama beberapa hari, pasien melaporkan penurunan frekuensi halusinasi, merasa lebih tenang, mulai dapat mengabaikan suara halusinasi, dan mampu minum obat secara teratur tanpa didorong. Evaluasi menunjukkan bahwa intervensi berhasil menurunkan gejala halusinasi dari intensitas tinggi menjadi jarang muncul, dan pasien menunjukkan keterlibatan aktif dalam kontrol gejalanya. Intervensi dzikir memberikan dampak positif pada pengendalian gejala, peningkatan ketenangan, serta keterlibatan aktif dalam pengobatan. terapi dzikir dapat menstimulasi sistem saraf pusat, meningkatkan endorfin, dan menciptakan rasa nyaman. Nilai spiritual memiliki peran signifikan dalam proses penyembuhan gangguan jiwa, terutama pada pasien skizofrenia dengan gejala halusinasi. Terapi dzikir terbukti efektif sebagai bagian dari strategi manajemen holistik