RESIKO JATUH DAN KEKHAWATIRAN JATUH TERHADAP AKTIFTAS FISIK YANG DI LAKUKAN OLEH LANSIA
Abstract
Penurunan kekuatan fisik pada lansia meliputi berkurangnya kepadatan tulang, menurunnya elastisitas
otot,sendi dan kekuatan otot. Hal ini dapat menimbulkan rasa takut jatuh pada saat lansia melakukan
aktifitas fisik.Pemicu rasa takut jatuh biasanya dikarenakan pengalaman yang tidak menyenangkan
sehingga lansia kerap menghindari.Tujuan penelitian yaitu mengetahui hubungan resiko jatuh dan
kekhawatiran jatuh terhadap aktifitas fisik yang di lakukan lansia Metode penelitian kuantitatif dengan
desain deskriptif korelatif crossectional, lokasi di UPTD Puskesmas Kedundung. Populasi adalah
seluruh lansia yang mengikuti posyandu lansia berjumlah 65 lansia.Non Probability sampling dengan
jenis convinience sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang paling mudah diakses, tersedia dan
dilakukan dengan memilih sampel yang dijumpai di lokasi penelitian. Data dalam penelitian ini
diambil secara langsung dari responden (data primer) dengan metode pengumpulan data yang
digunakan adalah kuesioner menggunakan metode structure interview pada lansia yang mengikuti
layanan puskesmas, layanan posyandu dan senam lansia. Instrumennya menggunakan Falls Efficacy
Scale (FES-I) Indonesian Version,Morse Fall Scale (MFS) dan Physical Activities Scale for Elderly
(PASE).Lansia memiliki tingkat kekhawatiran rendah sebanyak 21 responden (52,5%),21 responden
(52,5%) tidak beresiko jatuh dan Aktifitas baik 37 responden (92,5%).Uji korelasi Spearman rank
antara nilai korelasi FES-I dan PASE adalah 0,513, MFS dan PASE nilai korelasi 0,513,FES dan MFS
memiliki nilai korelasi 1.000.Nilai 0,513 menunjukan koefisien korelasi hubungan cukup kuat dan
nilai korelasi 1.000 menunjukan hubungan sangat kuat. Hasil nilai signifikansi yaitu 0,001 yang
menunjukan < 0,05 hubungan variabel signifikan.Lansia mayoritas memiliki kekhawatiran rendah,
tidak beresiko jatuh dan aktifitas fisik baik.Rasa takut jatuh membentuk perilaku dalam beraktifitas
dan resiko jatuh yang rendah juga mempengaruhi cara lansia dalam beraktifitas.Semakin rendah resiko
jatuhnya, maka lansia tidak memiliki hambatan untuk berakatifitas.