HUBUNGAN LAMA MENDERITA CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) DAN STRES DENGAN MENSTRUAL ABNORMALITIES DI UNIT HEMODIALISA RSUD Prof. Dr. Soekandar
Date
2022-09-13Author
Izza, Yasmin Salsabillah
Wahyuni, Lutfi
Soemah, Eka Nur
Metadata
Show full item recordAbstract
Chronic kidney disease (CKD) merupakan penyakit menahun yang mana ginjal mengalami penurunan fungsinya. Pada wanita yang mengalami CKD yang berkepanjangan, akan timbul permasalahan lain yaitu Menstrual abnormalities. Pasien CKD yang baru menjalani terapi hemodialisa rentan mengalami stres, apabila tidak segera ditangani akan mengganggu siklus menstruasi. Desain penelitian ini menggunakan analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah 49 wanita yang menderita CKD di unit hemodialisa RSUD Prof. Dr. Soekandar. Pengambilan sampel menggunakan teknik Non probability sampling tipe Consecutive sampling dalam kurun waktu 3 minggu. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 43 orang. Instrumen yang digunakan pada penelitian adalah kuisioner DASS dan lembar checklist Menstrual abnormalities. Analisa data menggunakan uji Regresi logistic. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 20 responden (46.51%) menderita CKD >4 tahun. Untuk tingkatan stres didapatkan hasil bahwa 17 responden (39.53%) berada pada tingkat stres ringan. Dan 39 responden (90.70%) mengalami Menstrual abnormalities. Hasil uji regresi logistic didapatkan hasil bahwa p-value= 0.048. Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan lama menderita Chronic kidney disease dan stres dengan menstrual abnormalities di unit hemodialisa RSUD Prof. Dr. Soekandar. Wanita yang menderita CKD didalam tubuhnya akan terjadi hiperprolactinemia yang akan mengganggu siklus menstruasi. Seseorang yang baru terdiagnosis CKD rentan mengalami stres, yang mana stres akan menstimulasi pelepasan Corticotropic Releasing Hormone (CRH). Hyperprolactinemia dan CRH dapat mempengaruhi kinerja Gonadotropin-releasing hormone (GnRH) yang akan menimbulkan menstrual abnormalities.