ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH DENGAN MASALAH BERSIHAN JALAN NAFAS TIDAK EFEKTIF PADA PNEUMONIA DI RUANG PERAWATAN PARU RSUD BANGIL KABUPATEN PASURUAN
Abstract
Ketidakefektifan ini merupak bentuk masalah utama yang selalu muncul pada pasien dengan diagnose medis pneumonia. Karena pada umumnya pasien akan mengalami batuk. Pneumonia sendiri merupakan penyebab dari 15% kematian balita di Indonesia yang diperkirakan sebanyak 922.000 kejadian di tahun 2015 yang meninggal akibat pneumonia (WHO, 2015). Di provini jawa timur diperkirakan sebesar 4,45% yaitu sebanyak 1.490 penderita yang telah diberikan tatalaksana sesuai standar. Ketidakmampuan untuk mengeluarkan secret juga merupakan kendala yang sering dijumpai pada seluruh penderita pneumonia. Hal ini dikarena sebagian besar penderita pneumonia memiliki keluhan batuk dan tidak dapat menerpakan teknik batuk efektif. Tujuan dari penelitian ini adalah mampu menerapkan asuhan keperawatan dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang komprehensif. Jenis penelitian ini menggunakan Studi Kasus. Populasi pada penelitian ini adalah pasien yang dalam perawatan di ruang perawatan paru RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan yang mengalami pneumonia sebanyak 2 orang. Variabel yang diteliti yaitu Asuhan Keperawatan dengan penderita Pneumonia Hasil penelitian menunjukkan terjadinya masalah berihan jalan nafas tidak efektif pada partisipan 1 Tn. D dan partisipan 2 Ny. S yang sama-sama mengalami keluhan batuk dalam jangka waktu lama dan dahak susah dikeluarkan, mual dan kalau untuk bernafas terasa berat. Diagnosa keperawatan yang ditegakkan sesuai dengan diagnose keperawatan teoritis yaitu bersihan jalan nafas tidak efektif yang ditandai dengan klien mengatakan batuk dan dahak sulit dikeluarkan disertai frekuensi pernafasan yang meningkat >20x/mnt dan nilai saturasi oksigen yang menurun <95%. Intervensi keperawatan teoritis yaitu: observasi penyebab, sumber, dan dampak dari akumulasi sekret, memberikan posisi fowler/semifowler, memberikan oksigen tambahan bila perlu dan terapi kolaborasi pemberian nebulizer selama masa perawatan serta memberikan edukasi batuk efektif. Mengajarkan klien mengenal proses penyakit dan jelaskan hubungan antara proses penyakit dan pengobatan. Dengan kriteria hasil dalam waktu 3x24 jam pemberian asuhan keperawatan. Evaluasi asuhan keperawatan menunjukan dampak positif bagi kondisi Tn. D dan Ny. S yaitu terjadinya penambahan pengetahuan bagi Tn. D dan Ny. S tentang perawatan pneumonia. Lingkungan terdekat sebaiknya mampu mengenali kondisi sebelum jatuh dalam keadaan yang lebih buruk, dukungan dapat berupa memberika perhatian, mengingatkan jadwal minum obat, dan mendampingi selama control, serta yang utama adalah segera memberika solusi dalam memodifikasi bentuk bangunan rumah tinggal