ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PENERAPAN INTERVENSI TERAPI CERMIN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN ROM AKTIF PADA PASIEN CEREBROVASCULAR ACCIDENT (CVA) INFARK DI RUANG MELATI RSUD BANGIL-PASURUAN
Abstract
Stroke ialah terganggunya fungsi otak yang berlangsung secara tiba-tiba, ditandai oleh adanya gejala klinis lokal ataupun menyeluruh yang terjadi diatas 24 jam tanpa ada tanda-tanda penyebab non-vaskular. Penyebab non-vaskular ini mencakup tanda-tanda seperti perdarahan di bawah selaput otak (subaraknoid), pendarahan di dalam otak (pendarahan intraserebral), serta kondisi iskemik atau infark di otak. Penderita stroke umumnya mengalami berbagai gangguan fungsional, seperti masalah dalam pengendalian gerakan (motorik), masalah psikologis, dan perubahan perilaku. Salah satu gejala yang kerap muncul ialah hemiparesis, yaitu kelemahan pada bagian dari sisi tubuh. Gejala lainnya meliputi hilangnya sensasi di wajah, kesulitan berbicara, dan kehilangan penglihatan pada salah satu sisi. Pemulihan fungsi motorik setelah stroke bisa menjadi hal yang cukup sulit. Salah satu terapi yang digunakan untuk mengatasi hal ini adalah terapi cermin, yang difokuskan pada gerakan ekstremitas yang mengalami kelemahan. Terapi cermin melibatkan penggunaan ilusi optik dari cermin untuk memberikan rangsangan visual pada otak. Terapi ini dilakukan selama 7 hari, dengan durasi 30 menit per sesi dan mencakup atas dua sesi per hari. Tiap-tiap sesi berlangsung dengan jangka waktu 15 menit, diikuti dengan sesi istirahat dengan jangka waktu 5 menit di antara sesi-sesi tersebut. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dan melibatkan sampel sebanyak 3 pasien yang mengalami infark akibat CVA (Cerebrovascular Accident) Infark dan dirawat di ruang melati RSUD Bangil. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa ke tiga pasien dengan CVA infark telah mengalami peningkatan kekuatan otot yang awalnya skala 3 meningkat menjadi skala 5 hal tersebut dapat dikatakan bahwa terapi cermin merupakan terapi yang efektif untuk pasien dengan stroke sehingga terapi tersebut dianjurkan untuk dijadikan intervensi alternatif untuk pasien dengan CVA infark secara mandiri maupun oleh tenaga pelayanan kesehatan.