Hubungan Culture Shock Dengan Stress Kerja Perawat Indonesia di Jepang
Abstract
Migrasi perawat ke Jepang seringkali dihubungkan dengan culture shock
karena adanya perbedaan budaya, termasuk gaya hidup, bahasa, dan iklim, dapat
menjadi sumber tambahan kelelahan, tekanan mental dan upaya fisik untuk culture
shock ekstrim di tempat kerja baru sehingga dapat menyebabkan stress kerja.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan culture shock dengan
stress kerja Perawat Indonesia di Jepang. Desain penelitian ini adalah cross
sectional. Populasi penelitian adalah seluruh perawat Indonesia yang bekerja di
Jepang pada bulan Agustus 2023 yang berjumlah 60 orang, dengan teknik
accidental sampling didapatkan 20 responden. Instrument penelitian ini adalah
Culture Distance Index Dari Mumford dan Expanding Nursing Stress Scale dalam
bentuk google form. Analisa data menggunakan Uji Spearman Rho. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa setengah dari responden mengalami culture shock dan
setengahnya tidak mengalami culture shock yaitu masing-masing 10 responden
(50%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami
stress kerja tingkat sedang yaitu 14 responden (70%). Hasil analisa data
menunjukkan ada hubungan dengan keeratan sedang antara culture shock dengan
stress kerja perawat, dan arah hubungan positif yang berarti bahwa perawat yang
mengalami culture shock akan mengalami stress kerja yang lebih berat. Perawat
yang mengalami culture shock mengalami stress karena selain mendapatkan
tekanan karena perbedaan budaya, responden juga mengalami tekanan di tempat
kerjanya sehingga banyak stressor yang didapatkan dan menyebabkan stress.