• Login
    View Item 
    •   Home
    • SKRIPSI S1 KEBIDANAN
    • SKRIPSI S1 KEBIDANAN 2024
    • View Item
    •   Home
    • SKRIPSI S1 KEBIDANAN
    • SKRIPSI S1 KEBIDANAN 2024
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    HUBUNGAN TINGKAT STRESS TERHADAP TINGKAT NYERI DISMINORE PADA REMAJA PUTRI

    Thumbnail
    View/Open
    PENDAHULUAN (1.224Mb)
    ABSTRAK (171.6Kb)
    KESEDIAAN PUBLIKASI (337.1Kb)
    BAB I (242.4Kb)
    BAB II (387.4Kb)
    BAB III (323.7Kb)
    BAB IV (278.2Kb)
    BAB V (169.9Kb)
    LAMPIRAN (2.099Mb)
    HASIL UJI SIMILARITAS (313.1Kb)
    Date
    2024-08-12
    Author
    Wardani, Tri Sulistya
    Khusniyati., Etik S.ST., S.Psi., M.Keb.
    Prameswari, Veryudha Eka S.ST., M.Kes
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Salah satu perubahan fisik remaja putri adalah timbulnya menstruasi, yang dapat menjadi sumber ketidaknyamanan bagi remaja putri. Salah satu kelainan tersebut adalah dismenore. Prevalensi dismenore di Jawa Timur mencapai 71,3%. Remaja putri memiliki frekuensi dismenore terbesar, dengan perkiraan berkisar antara 20 hingga 90 persen. Metode Studi cross-sectional adalah metode yang digunakan untuk melakukan penelitian ini. Populasi sebanyak 123 siswi putri, proporsionate sampling 94 responden menggunakan pendekatan simple random sampling berbasis G-Form Kuisioner dengan SPSS 26 rank spearman rho sebagai alat uji dalam penelitian ini. Hasil terdapat korelasi antara tingkat stres dengan tingkat nyeri adalah nilai signifikansi sebesar 0,048 yang kurang dari 0,05, sehingga H1 dapat diterima dengan nilai koifisien sebesar 0,204. Yaitu ada hubungan antara tingkat stres dan tingkat nyeri disminore meskipun bersifat lemah. Hal tersebut terjadi disebabkan oleh produksi progesteron dapat terganggu ketika seseorang sedang stres, karena tubuh mengeluarkan lebih banyak kortisol adrenal. Peningkatan produksi prostaglandin, yang pada gilirannya memengaruhi kontraksi otot rahim, dapat menyebabkan ketidaknyamanan perut atau kram jika pelepasan hormon progesteron terganggu, respons neuroendokrin dapat memicu pelepasan CRH, yang pada gilirannya merangsang sekresi ACTH hormon yang menyebabkan otot-otot tubuh menegang dan otot-otot rahim berkontraksi secara berlebihan, hormon-hormon ini mengganggu pelepasan progesteron dengan menghambat produksi LH dan FSH. Saat kadar progesteron turun, produksi hormon prostaglandin meningkat sehingga menimbulkan rasa sakit selama haid.
    URI
    https://repositori.stikes-ppni.ac.id/handle/123456789/2518
    Collections
    • SKRIPSI S1 KEBIDANAN 2024

    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV
     

     

    Browse

    All of RepositoryCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV