dc.description.abstract | Gangguan perfusi serebral menyebabkan penurunan suplai darah menuju otak yang mengakibatkan kegagalan dalam proses pengiriman nutrisi dan oksigen ke jaringan yang biasa terjadi pada pasien CVA infark. Risiko perfusi serebral tidak efektif dapat dikurangi pada pasien stroke dapat dilakukan beberapa intervensi keperawatan yaitu management pencegahan tekanan intracranial, management edema sererbral, pencegahan emboli, monitor neurologi dan monitor TTV. Metode penelitian ini menggunakan studi kasus yaitu studi kasus asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah risiko perfusi serebral tidak efektif pada Tn H dan Tn G di RSUD Dr Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto. Pada tanggal 08 Agustus 2024 – 10 Agustus 2024. Data di kumpulkan dengan cara wawancara, observasi, pemeriksaam fisik dan dokumentasi. Data yang didapatkan dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif, disusun diagnosa sampai evaluasi dengan menggunakan 2 pasien yang mengalami risiko perfusi serebral tidak efektif sebagai sampling. Hasil penelitian dari partisipan 1 dan partisipan 2 terdapat perbedaan, dari keluhan pada partisipan 1 sebagian ekstermitas kiri tidak bisa digerakkan, sering mengalami pusing, mual, dengan TD 150/90mmhg serta hasil GDA 221mg/dl sedangkan partisipan 2 ekstermitas kanan lemas, sering mengalami pusing, mual, dengan TD 130/80mmhg dan hasil GDA 106mg/dl dan pada hasil akhir partisipan 1 masalah teratasi sebagian disebabkan adanya sebagian kriteria hasil yang masih belum terpenuhi, sedangkan partisipan 2 masalah teratasi sesuai dengan kriteria hasil yang ditetapkan. Selain itu, menerapkan pola hidup sehat sejak dini dan mengendalikan faktor risiko secara optimal adalah salah satu cara preventif yang dapat dilakukan, yang dicapai melalui pola makan rendah lemak serta rutin serta memeriksa tekanan darah untuk menghindari faktor risiko hipertensi. | en_US |