dc.description.abstract | Tuberkulosis paru merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycrobacterium. Penyakit ini menyerang sistem pernafasan yang berdampak pada gangguan oksigen dalam tubuh, sehingga pengidap penyakit ini rentan mengalami sesak nafas dan kelemahan. Masalah yang terjadi pada pasien pengidap penyakit ini yaitu bersihan jalan nafas tidak efektif dimana hal tersebut merupakan kondisi dimana individu mengalami ancaman pada pernafasannya yang berhubungan dengan ketidakmampuan untuk batuk secara efektif. Bersihan jalan nafas tidak efektif masih menjadi masalah utama pada pasien TB Paru di RSU Anwar Medika Sidoarjo pada tahun 2021 sebesar 98,4%. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan asuhan keperawatan bersihan jalan nafas tidak efektif pada pasien TB Paru di RSU Anwar Medika Sidoarjo mengingat solusi masalah ketidakefektifan bersihan jalan pada pasien TB Paru masih belum diimplimentasikan dalam asuhan keperawatan pada RSU Anwar Media Sidoarjo.
Penelitian dilakukan menggunakan metode desian penelitian analisis yang mana dalam melakukan proses analisis penelitian, peneliti menggunakan metode pengumpulan data, observasi atau pemeriksaan langsung pada klien serta melakukan studi dokumentasi.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa setelah melakukan pengkajian pada klien 1 dan klien 2 terdapat perbedaan yang terletak pada pada adanya vocal fremitus pada klien 1 yang tidak ditemui pada klien 2 yang disebabkan oleh penumpukkan sekret yang diakibatkan oleh faktor kebiasaan merokok. Namun, dalam diognasa asuhan keperawatan pada klien 1 dan 2 mempunyai diagnosa keperawatan yang sama yaitu bersihan jalan nafas tidak efektif yang berhubungan dengan penumpukkan sekret pada saluran pernafasan.Untuk proses perencanaan asuhan keperawatan sendiri dapat diberikan pada klien 1 dan 2 secara mandiri adalah observasi TTV yang dapat dilakukan dengan mudah oleh klien 1 dan 2. Akan tetapi, beberapa implementasi antara klien 1 dan 2 justru berbeda karena sesak nafas yang dialami oleh klien 1 lebih berat dari pada klien 2. Maka yang diajarkan batuk efektif hanya klien 2 saja. Memasuki tahap evaluasi yang mengalami perbedaan waktu pencapaian tujuan yang disebabkan perbedaan hasil antara klie 1 dan 2 dimana klien 1 masih terdengar ronchi di dada kanan atas yang diakibatkan karena kebiasaan merokok dari kecil pada klien 1 sehingga nafasnya lebih berat dari pada klien 2.
Jadi berdasarkan hasil diatas, maka dapat disimpulkan bahwa asuhan keperawatan bersihan jalan tidak efektif pada pasien TB paru di RSU Anwar Medika Sidoarjo dapat diterapkan pada klien 1 maupun 2, akan tetapi untuk hasil dari penerapan asuhan keperawatn menunjukkan bahwa perbedaan pada klien 1 dan 2 yaitu pada batuk yang lebih berat oleh klien 1 yang diakibatkan oleh kebiasaan merokok dari kecil, sehingga batuk efektif hanya diajarkan pada klien 2 saja. | en_US |