ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN POST OP APPENDIKS DENGAN ANESTESI SPINAL YANG MENGALAMI HIPOTERMI MELALUI PENERAPAN INFUS WARMER DI RUANG PEMULIHAN RSUD BANGIL
Abstract
Masa pemulihan setelah anestesi dianggap sebagai masa berisiko tinggi terjadinya komplikasi. Salah satu efek samping yang dapat terjadi setelah anestesi adalah hipotermia. Hipotermia adalah suatu kondisi di mana mekanisme termoregulasi tubuh mengalami kesulitan dalam mengatasi stres dingin. Pemberian cairan intravena hangat berupaya memulihkan suhu tubuh dan menetapkan titik suhu, sehingga mengurangi kejadian demam lebih lanjut pada pasien. Metode penelitian berupa studi kasus dengan intervensi infus warmer pada 3 responden. Pasien diberikan cairan intravena selama 1 jam dengan kecepatan infus 20 tetes permenit, pasien di lakukan pemantauan suhu setiap 15 menit, dari tiga pasien menunjukkan kenaikan suhu, pada pasien ke 1 dari suhu 35.1 ℃ menjadi 36.3 ℃ mengalami kenaikan suhu 1,2℃, pasien ke 2 dari suhu 34.6 ℃ menjadi 36.2 ℃ mengalami kenaikan suhu 1,6℃, pasien ke 3 dari suhu 35.2 ℃ menjadi 36.7 ℃ mengalami kenaikan suhu 1,5 ℃, dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa ada pengaruh infus warmer terhadap kenaikan suhu pada pasien post operasi spinal yang mengalami hipotermi. Cairan intravena dipanaskan menggunakan mekanisme konveksi. Perpindahan panas konvektif merupakan perpindahan panas yang terjadi akibat pergerakan molekul pengangkut panas. Perpindahan panas terjadi ketika partikel yang dipanaskan menjauh dari sumber panas dan partikel yang lebih dingin mendekati sumber panas. Ketika cairan infus dipanaskan, terjadi mekanisme konveksi dimana panas dipindahkan ke cairan atau darah melalui pergerakan partikel dari cairan infus yang dipanaskan. Sehingga terapi pemberian infus warmer sangat bermanfaat bagi pasien dengan post operasi spinal yang mengalami hipotermia.