HUBUNGAN STIGMA MASYARAKAT DENGAN RESILIENSI KELUARGA PASIEN SKIZOFRENIADI POLIPSIKOSOMATISRSI SAKINAH KABUPATEN MOJOKERTO
Abstract
Merawat anggota keluarga dengan skizofrenia seringkali membuat keluargamenerima stigma dari masyarakat,sehingga keluarga harus memiliki resiliensi.Tujuan penelitian ini adalah untukmengetahui hubungan stigma masyarakatdengan resiliensi keluarga pasien skizofrenia di Poli PsikosomatisRSI SakinahKabupaten Mojokerto. Desain penelitian ini adalah analitik korelasi denganpendekatancross sectional.Populasi penelitian ini adalah semua keluarga pasienskizofrenia di Poli PsikosomatisRSI Sakinah Kabupaten Mojokerto pada bulan Juli2024.Sampling dalam penelitian ini adalahconveniencesampling, dalam kurunwaktu 1 bulan didapatkan 30 orang sampel.Variabel independen adalah stigmamasyrakat dan variabel dependen adalah resiliensi keluarga.Instrument penelitianini adalahInternalized Stigma of MentalIllness(ISMI) danFamily ResilienceAssessment Scale(FRAS). Analisa data menggunakanUji Spearman Rho. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa sebagian besarrespondenmengalami stigma beratdari masyarakat yaitu 22 responden (73,3%), hampir seluruhrespondenmempunyairesiliensi tinggi yaitu 25 orang (83,3%).Hasil analisisdidapatkanpvaluesebesar0,000kurang dari α (0,05)dancoefficient correlationsebesar 0,742positif. Adahubungan kuat dengan arah hubungan positif antara stigma masyarakat denganresiliensi keluarga pasien skizofrenia diPoli PsikosomatisRSI Sakinah KabupatenMojokerto. Semakin berat stigma masyarakat maka semakin tinggiresiliensikeluarga.Pandangan negatif dari masyarakat membuat keluarga lebih kuat
menghadapi tekanan karena merawat keluarga yang mengalami skizofrenia.