ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA MASALAH HARGA DIRI RENDAH PADA PASIEN GGK DENGAN PENDEKATAN INTERPERSONAL CARING PEPLAU DI RSUD BANGIL PASURUAN
Abstract
Harga diri rendah masih menjadi salah satu masalah yang sering dijumpai pada pasien dengan gangguan jiwa maupun gangguan fisik, baik di rumah sakit atau pada lingkup komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas intervensi pendekatan interpersonal caring Peplau dalam meningkatkan harga diri pada pasien GGK dengan harga diri rendah. Partisipan pada penelitian ini yaitu dua klien perempuan usia 57 tahun, dan 55 tahun, dengan GGK On Hemodialisa di Ruang HD RSUD Bangil Pasuruan. Klien pertama (Ny. Y) menunjukkan gejala seperti klien menilai dirinya negatif ( klien merasa minder karena tubuhnya lemah karena sakit yang ia alami, klien merasa malu dan klien merasa tidak berguna, klien pesimis atas kesembuhannya, klien sulit berkonsentrasi, suara dan intonasi rendah, klien terlihat sering menunduk, mimik atau ekspresi wajah klien datar, tidak mau menatap lawan bicara, klien merasa malu, sedangkan pada klien kedua (Ny. H) yakni klien merasa tidak bisa apa-apa, klien merasa minder karena penyakitnya yang tak kunjung sembuh, klien pesimis atas kesembuhannya, klien sulit berkonsentrasi tidak banyak suara, intonasi rendah, agak lambat, klien terlihat sering menunduk, mimik atau ekspresi wajah klien datar, tidak mau menatap lawan bicara, klien merasa malu, tidak mampu mengambil keputusan. Metodologi penelitian yakni intervensi yang dilakukan dalam empat sesi. Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama empat sesi di dapatkan sesi pertama sudah menunjukkan BHSP yang di harapkan. Pada evaluasi sesi kedua, sudah di dapatkan kemampuan positif klien 2 kegiatan, pada evaluasi sesi ketiga sudah di dapatkan kemampuan positif klien 3 kegiatan, sehingga dapat dilanjut dengan sesi bersama keluarga. efektivitas dari pemberian intervensi bergantung pada kemauan, dan dukungan keluarga dalam melaksanakan intervensi yang telah diberikan, sehingga diharapkan klien menjadi termotivasi untuk melaksanakan prosedur perawatan dengan baik dan kooperatif