dc.description.abstract | Infark miokard akut terjadi ketika otot jantung mati karena arteri koroner tersumbat
oleh bekuan darah setelah ateroma (plak lemak di dinding arteri) pecah.
Penyumbatan ini mengurangi aliran darah ke jantung. Gejalanya utama adalah nyeri
dada di belakang tulang dada yang terasa seperti ditekan atau tertindih, disebabkan
oleh penyempitan arteri atau penurunan aliran darah ke jantung. Penelitian ini
bertujuan untuk mengidentifikasi skala nyeri pada infark miokard akut di RSUD
Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan. Desain penelitian ini adalah deskriptif.
Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh pasien dengan infark
miokard akut di RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan 33 dengan tehnik
total sampling. Instrumen menggunakan kuesioner Numeric Rating Scale (NRS).
Pengambilan data dengan teknik wawancara memakai kuesioner selama 8 hari dari
tanggal 22 - 30 Agustus 2024 di Ruang ICCU dan Ruang Kardio RSUD Syarifah
Ambami Rato Ebu Bangkalan. Hasil penelitian didapatkan distribusi frekuensi
skala nyeri pada pasien infark miokard akut di RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu
Bangkalan, dari total 33 pasien, 6 pasien mengalami nyeri berat, 16 pasien
mengalami nyeri sedang dan 11 pasien mengalami nyeri ringan. Nyeri dada sering
menjadi tanda awal adanya masalah serius pada jantung, khususnya dalam kasus
infark miokard akut (serangan jantung). Nyeri ini biasanya muncul tiba-tiba di
bagian tengah dada, terasa seperti tekanan berat, dan bisa menjalar ke lengan kiri,
leher, atau rahang. Intensitas nyeri dapat meningkat dengan cepat, menandakan
kondisi jantung yang semakin memburuk akibat penyumbatan arteri koroner yang
menghambat aliran darah ke otot jantung | en_US |