prediktor kinerja perawat klinik di rumah sakit Pendidikan Ibnu Sina Makassar
Abstract
Saat ini proporsi tenaga kesehatan terbanyak adalah perawat sebanyak 40,85% dibandingkan tenaga kesehatan lainnya sehingga dapat menjadi penentu dalam peningkatan mutu pelayanan kesehatan baik di puskesmas maupun di rumah sakit. 65% perawat bekerja di rumah sakit, 28% di puskesmas, dan 7% sisanya di fasilitas kesehatan lainnya. Berdasarkan aspek strata pendidikan, terdapat perawat berpendidikan D3, 0,5% perawat berpendidikan D4, 1% perawat berpendidikan S1, 11% perawat bekerja sebagai Ners, 0,4% perawat berpendidikan S2. Kemudian perawat dengan pendidikan Sekolah Keperawatan (SPK) sekitar 7%. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan rancangan cross – sectional. Populasi penelitian ini sebanyak 82 orang perawat ruangan dengan jumlah sampel 78. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara menggunakan kuesioner. Data yang terkumpul di analisis dengan menggunakan uji path analysis regresi linear berganda.Hasil penelitian bahwa sebagian responden masa kerja lebih 10 tahun (84.6%), berjenis kelamin perempuan (83,3%), dan memiliki pendidikan profesional (69, 2%). Hasil analisis regresi linear berganda menunjukan bahwa tidak ada pengaruh prediktor terhadap kinerja perawat klinik. Hasil path analysis, dimana variabel independent (predictor) adalah variabel motivasi kerja (x1): jenjang karir (x2), masa kerja (x3), pendidikan(x4) jenis kelamin(x5) Variabel Mediasi : Kepuasan kerja (Y) dengan variabel dependent (respon) : Kinerja askep (z), Dari path Analysis diketahui bahwa jenjang karir(x2) memiliki pengaruh langsung paling besar terhadap Kepuasan kerja perawat di RSP