ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN PENERAPAN AFIRMASI POSITIF PADA TN. S DENGAN HARGA DIRI RENDAH DI POLI JIWA RSUD SYAMRABU BANGKALAN
Abstract
Pasien dengan harga diri rendah mengalami kesulitan dalam membangun citra diri yang positif, mengakibatkan isolasi sosial, penurunan motivasi hidup, dan risiko gangguan kesehatan jiwa yang lebih serius. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas penerapan afirmasi positif dalam asuhan keperawatan jiwa pada pasien dengan masalah harga diri rendah di Poli Jiwa RSUD Syamrabu Bangkalan. Penelitian ini merupakan studi kasus tunggal di Poli Jiwa RSUD Syamrabu Bangkalan dengan masalah utama harga diri rendah, data dikumpulkan dengan metode primer, wawancara, observasi langsung dan metode sekunder dengan ERM. Sebelum intervensi, klien tampak pasif, menarik diri, sering mengatakan dirinya tidak berguna, dan menolak melakukan aktivitas. Intervensi dilakukan selama tiga hari. Pada 30 Januari 2025 (SP 1), perawat membina hubungan saling percaya, membantu klien mengenali kemampuan positif, memilih satu kegiatan, dan memberikan afirmasi. Klien mulai kooperatif dan mengenali kemampuannya, SP 1 dinyatakan teratasi. Pada 31 Januari 2025 (SP 2), klien diajak menyusun jadwal dan mencoba kegiatan harian dengan pendampingan; klien mulai menunjukkan penilaian diri positif, namun SP 2 belum teratasi. Pada 1 Februari 2025, klien mampu memilih dan menjadwalkan kegiatan secara mandiri, tampak lebih aktif, percaya diri, dan menyebutkan kekuatan dirinya tanpa disuruh. Setelah intervensi, klien menunjukkan peningkatan harga diri, lebih komunikatif, dan aktif mengikuti kegiatan, sehingga SP 2 dinyatakan teratasi dan intervensi dihentikan. Afirmasi positif efektif mengatasi distorsi kognitif pada pasien dengan harga diri rendah. Teknik ini perlu disesuaikan dengan kondisi individu dan didukung lingkungan yang positif. Penerapannya pada Tn. S menunjukkan peningkatan persepsi diri dan perubahan pola pikir ke arah yang lebih adaptif