HUBUNGAN SELF ACCEPTANCE DENGAN SELF ESTEEM PADA PENDERITA TUBERKULOSIS DIWILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS MODOPURO
Date
2025-07-16Author
Sugandi, Hardian
Nur Hidayati, Rina
Triwobowo, Heri
Metadata
Show full item recordAbstract
Tuberkulosis selain menimbulkan dampak fisik, juga berpengaruh pada aspek psikologis penderitanya, Dalam konteks penderita TBC, Self Acceptance dan Self Esteem memiliki peran penting dalam mendukung proses pemulihan serta meningkatkan kualitas hidup. Individu yang dapat menerima dirinya cenderung memiliki harga diri yang lebih tinggi, sehingga lebih mampu menghadapi tantangan sosial dan emosional yang timbul akibat penyakit. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Self Acceptance dengan Self Esteem pada penderita Tuberkulosis di wilayah kerja UPT Puskesmas Modopuro. Desain penelitian yang digunakan adalah Analitik Korelasional dengan pendekatan Cross Sectional. Jumlah populasi 85 responden dengan jumlah sampel sebanyak 40 responden yang diambil sesuai dengan kriteria inkulasi dengan teknik Purposive Sampling. Instrumen yang digunakan adalah Bergers Self Acceptance Scale dan Rosenberg Self Esteem Scale (RSES). Hasil yang didapatkan setengahnya responden mengalami Self Acceptance kategori Tinggi sebanyak 20 responden (50%), Hampir setengahnya mengalami tingkat Self Esteem kategori tinggi sebanyak 18 responden (45%). Analisa data yang digunakan adalah Spearman Rho yang didapatkan nilai signifikansi sebesar p-value = 0,000 < α 0,05 dengan nilai Correlation Coefficient sebesar = 0,637 maka dapat disimpulkan ada hubungan antara Self Acceptance dengan Self Esteem dengan tingkat hubungan keeratan yang kuat dengan arah hubungan positif yang artinya semakin tinggi Self Acceptance maka semakin tinggi Self Esteem. Dengan demikian, penderita tuberkulosis dapat mengikuti kegiatan seperti Support Group seperti berbagi pengalaman pribadi agar dapat lebih menerima diri sendiri dan bagi keluarga dapat mengikuti kegiatan Family Counseling seperti pelatihan komunikasi empatik untuk keluarga dengan tujuan Meningkatkan peran serta keluarga dalam mendukung pasien, baik secara fisik, emosional