dc.description.abstract | Cerebrovascular accident (CVA) infark merupakan salah satu dari beberapa penyakit cerebrovascular yang paling umum. Pasien stroke seringkali mengalami masalah pada nervus vagus dan hipoglosus yang menyebabkan pasien mengalami gangguan menelan sehingga pasien mudah tersedak dan berisiko mengalami aspirasi. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis asuhan keperawatan pada pasien CVA infark dengan masalah risiko aspirasi melalui penerapan swallowing exercise di RS Arofah Anwar Medika Sukodono. Asuhan keperawatann ini dilakukan pada 1 orang pasien CVA infark pada tanggal 17-19 Maret 2025. Pengkajian pada Pasien menunjukkan bahwa pasien mengatakan sulit menelan dan selalu tersedak dengan gaya bicara sedikit pelo, kesadaran apatis, GCS E:4 V:4 M:4, TD: 153/92 mmHg, RR: 24x/menit, Oksigen nasal kanul 4 lpm, SpO2 95%, pasien tidak bisa menggerakkan lidah dari sisi yang satu ke yang lain, terdapat kesulitan dalam menelan, CT Scan CVA infark. Diagnosa keperawatan yang ditemukan yaitu risiko aspirasi (D.0006) dibuktikan dengan penurunan kesadaran, gangguan menelan, dan kerusakan mobilitas fisik terkait dengan stroke. Intervensi yang dilakukan peneliti adalah Pencegahan Aspirasi (I. 01018), Manajemen Jalan Nafas (I.01011) dan Pemantauan Respirasi (I.01014). Implementasi dilakukan sesuai dengan rencana asuhan pencegahan aspirasi, karena tidak semua intervensi sesuai kondisi pasien. Evaluasi pada Pasien masalah teratasi pada hari ketiga dimana kesulitan menelan menurun, kemampuan menelan meningkat, minum sudah tidak tersedak, makan bubur halus sudah tidak tersedak, tidak sesak nafas, RR: 20x/menit, kelemahan otot menelan (skor 4), masalah risiko aspirasi teratasi dan intervensi dilanjutkan dengan swallowing excersise. Penerapan swallowing exercise efektif untuk mengatasi risiko aspirasi pada pasien CVA infark. Keluarga diharapkan membantu pasien melakukan swallowing exercise terutama melakukan pijatan pipi maupun penekanan pada lidah. | en_US |