dc.description.abstract | Penyakit ginjal kronis (CKD) merupakan salah satu penyebab utama kematian dan penderitaan di abad ke-21. Salah satu penanganan gagal ginjal kronis adalah melakukan terapi hemodialisa seumur hidup, yang berdampak pada fisik, psikologis, dan sosial pasien. Ketergantungan pada mesin dapat menurunkan kondisi fisik, aktivitas, dan self-efficacy. Dukungan sosial keluarga berperan penting dalam meningkatkan self-efficacy selama terapi. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan dukungan sosial keluarga dengan tingkat self-efficacy pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di RSI Sakinah Mojokerto. Desain penelitian yang digunakan adalah analitik korelasi dengan pendekatan cross-sectional dengan 77 responden yang dipilih menggunakan teknik consecutive-sampling. Instrumen penelitian meliputi kuesioner dukungan sosial keluarga dan CKD-SE untuk self-efficacy. Hasil menunjukkan bahwa sebagian besar 39 responden mendapatkan dukungan sosial keluarga cukup baik (50,6%), sedangkan sebagian kecil 10 responden (13%) mendapatkan dukungan sosial keluarga kurang baik dan hampir setengah responden memiliki tingkat self-efficacy sedang 37 responden (48,1%), sedangkan sebagian kecil 10 responden (13%) memiliki self-efficacy kategori rendah . Analisa data menggunakan uji Spearman-rho yang didapatkan nilai signifikasi sebesar ρ-value = 0,000 < α 0,05 dengan nilai correlation coefficient sebesar r = 0,857 maka dapat disimpulkan ada hubungan dukungan sosial keluarga dengan tingkat self-efficacy pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisa dengan tingkat hubungan keeratan yang sangat kuat dengan arah hubungan positif yang artinya semakin baik dukungan sosial keluarga maka semakin tinggi pula tingkat self-efficacy. | en_US |