HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN BURNOUT PERAWAT DI RS KAMAR MEDIKA MOJOKERTO
Date
2025-07-04Author
Fitri Wulandari, Erika
Zakiyah, Ana
Basuki, Duwi
Metadata
Show full item recordAbstract
Perawat merupakan tenaga kesehatan yang memiliki peran sentral dalam memberikan pelayanan kepada pasien. Namun, tingginya tuntutan pekerjaan, tekanan emosional, serta beban kerja yang berat dapat memicu munculnya burnout. Salah satu faktor yang diduga berkontribusi terhadap tingkat burnout adalah kemampuan komunikasi interpersonal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara komunikasi interpersonal dengan tingkat burnout pada perawat di RS Kamar Medika Kota Mojokerto.Penelitian ini menggunakan desain korelasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Populasi penelitian sebanyak 80 perawat, dengan jumlah sampel sebanyak 67 responden yang dipilih menggunakan teknik proportional random sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner Interpersonal Communication Competence Scale (ICCS) untuk mengukur komunikasi interpersonal dan Maslach Burnout Inventory (MBI-HSS) untuk mengukur burnout. Analisis data menggunakan uji Spearman Rank. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas perawat memiliki komunikasi interpersonal dalam kategori sedang sebesar 50,7 %, dan mengalami burnout dalam kategori sedang sebesar 19,4 %. Hasil uji menunjukkan nilai p = 0,001 < 0,05 dengan koefisien korelasi (-) 0,337. Ini menunjukkan terdapat hubungan sedang/moderat, dan arah hubungan kedua variable adalah negative atau (berlawanan arah). Maka dapat disimpulkan semakin baik komunikasi interpersonal perawat, maka tingkat burnout yang dialami akan semakin rendah. Komunikasi interpersonal yang efektif membantu menciptakan lingkungan kerja yang suportif, mengurangi tekanan psikologis, dan meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan.