Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Status Gizi Saat Usia 6 Bulan pada Bayi Usia 6-12 Bulan di TPMB Sujiati Nur Elys Kabupaten Mojokerto
Date
2025-07-29Author
Dwi Anggraini Hidayat, Natalia
Dewi Yanti, Ariu
Wahyuningrum, Tria
Metadata
Show full item recordAbstract
Masa awal kehidupan pada enam bulan pertama merupakan periode krusial bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif berperan penting dalam menentukan status gizi bayi yang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif dengan status gizi saat usia 6 bulan pada bayi usia 6-12 bulan di Tempat Praktik Mandiri Bidan (TPMB) Sujiati Nur Elys Kabupaten Mojokerto. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross sectional. Sampel penelitian adalah 35 bayi uia 6-12 bulan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling berdasarkan data Kartu Menuju Sehat (KMS). Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi pemberian ASI dan status gizi yang diukur melalui indikator BB/U sesuai standart Kementerian Kesehatan R1 tahun 2020. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif memiliki status gizi normal namun tidak seluruhnya normal. Sedangkan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif memiliki status gizi secara keseluruhan berat badan normal. Analisis statistik menggunakan uji Chi-Square berdasarkan keputusan pengambilan uji statistiknya menggunakan Likelihood Ratio didapatkan p value 0,001. Dengan (p<0,05) yang berarti H1 diterima. Kesimpulan dari penelitan ini adalah terdapat hubungan yang signifikan antara pemberian ASI eksklusif dengan status gizi saat usia 6 bulan pada bayi usia 6-12 bulan di TPMB Sujiati Nur Elys Kabupaten Mojokerto. Dari beberapa faktor yang dapat mempengaruhi ASI eksklusif diantaranya faktor ibu yaitu pekerjaan akibat keterbatasan waktu serta fasilitas tempat kerja dan paritas akibat pengalaman dan kesiapan ibu. Oleh karena itu edukasi kepada ibu menyusui dan dukungan dari tenaga kesehatan sangat diperlukan guna meningkatkan cakupan pemberian ASI eksklusif dan mencegah terjadinya masalah gizi pada bayi.