HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET TAMBAH DARAH DI SMAN 1 KREMBUNG
View/ Open
Date
2025-08-28Author
Tri Lestari, Adilla
Khusniyati, Etik
Kusmindarti, Indah
Metadata
Show full item recordAbstract
Anemia merupakan masalah kesehatan umum yang masih tinggi prevalensinya di
kalangan remaja putri di Indonesia. Salah satu upaya pencegahan yang dilakukan
pemerintah adalah melalui program pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) di
sekolah. Namun, rendahnya tingkat kepatuhan dalam mengonsumsi TTD menjadi
kendala utama. Pengetahuan dan sikap remaja memengaruhi tingkat kepatuhan
konsumsi TTD. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan
dan Sikap Remaja Putri dengan Kepatuhan Konsumsi Tablet Tambah Darah di SMA
Negeri 1 Krembung Tahun 2025. Metode Penelitian ini menggunakan desain
kuantitatif analitik dengan pendekatan cross-sectional. Populasi penelitian 264
adalah seluruh siswi remaja putri kelas XI di SMA Negeri 1 Krembung, dengan total
sampel sebanyak 159 responden yang dipilih menggunakan teknik cluster random
sampling. Instrumen penelitian berupa kuesioner yang telah diuji validitas dan
reliabilitasnya. Analisis data menggunakan uji korelasi Spearman Rho. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat
pengetahuan yang baik 59.7% dan sikap positif 58.5% yang mendukung terhadap
konsumsi TTD. Sebagian besar juga tergolong kurang patuh 49.7% dalam
mengonsumsi TTD. Berdasarkan hasil uji spearman rho pengetahuan diketahui
bahwa nilai P-Value 0,043 artinya H1 diterima dan dapat disimpulkan ada hubungan
pengetahuan remaja putri dengan kepatuhan konsumsi tablet tambah darah di SMA
Negeri 1 Krembung dan hasil uji spearman rho sikap nilai P-Value 0,601 artinya H1
ditolak tidak ada hubungan sikap remaja putri dengan kepatuhan konsumsi tablet
tambah darah di SMA Negeri 1 Krembung. Diperlukan edukasi kesehatan secara
berkelanjutan untuk meningkatkan pengetahuan dan membentuk sikap positif dalam
mendukung kepatuhan konsumsi TTD. Untuk meningkatkan kepatuhan, program
kesehatan di sekolah harus lebih dari sekadar memberikan pengetahuan. Intervensi
harus dirancang untuk mengatasi masalah personal, seperti membangun kepercayaan
remaja, memberikan solusi untuk efek samping, dan meningkatkan motivasi internal
mereka.