ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN YANG MENGALAMI CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) DENGAN HIPERVOLEMIA DI RSUD DR.WAHIDIN SUDIRO HUSODO KOTA MOJOKERTO
Date
2025-08-29Author
Ariyanti, Dinda
Lestari, Indah
Pratiwi, Rizky Meuthia
Metadata
Show full item recordAbstract
Gagal ginjal kronis (Chronic Kidney Disease, CKD) menyebabkan hipervolemia karena ginjal yang rusak tidak dapat mengeluarkan kelebihan cairan dari tubuh, mengakibatkan akumulasi cairan dan peningkatan volume darah. Penurunan laju filtrasi glomerulus (GFR) mengurangi kemampuan ginjal untuk menyaring limbah, yang berujung pada gejala seperti edema, sesak napas, dan oliguria. Sehingga muncul diagnosis keperawatan hipervolemia yang memerlukan intervensi seperti pembatasan asupan cairan, pemantauan balance cairan, dan penggunaan diuretik untuk mengelola kondisi pasien dan mencegah komplikasi lebih lanjut. Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan studi kasus pada dua partisipan CKD yang mengalami hipervolemia. Hasil pengkajian menunjukkan pada kedua klien menngeluhkan sesak napas, edema, oliguria, dan penurunan laju filtrasi glomelurus. Diagnosis yang ditegakkan sesuai dengan data mayor kedua pasien maka diagnosis yang ditegakkan yaitu hipervolemia. Intervensi yang ditegakkan meliputi menejemen hipervolemia, dan impelmentasi dilakukan sesuai intervensi yang telah direncanakan. Evaluasi keperawatan setelah 3x24 jam menunjukkan bahwa pada klein 1, masalah hipervolemia sudah tidak ada, sedangkan pada klien 2 , masalah tersebut masih ada. Namun, secara klinis, klien menunjukkaan peningkatan pengeluaran urine, penurunan asupan cairan, perbaikan edema, dan tekanan darah yang membaik. Pasien dengan CKD dan hipervolemia dapat dilakukan intervensi mandiri berupa pembatasan asupan cairan dan pemantauan balance cairan untuk mengurangi penumpukan cairan dalam tubuh.