ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN POLA NAPAS TIDAK EFEKTIF DENGAN PEMBERIAN PENERAPAN POSISI ORTOPNEA TERHADAP PENURUNAN DYPSNEA PADA PASIEN PPOK DI RSUD PROF DR SOEKANDAR MOJOSARI
Date
2025-08-19Author
Wulandari, Rindah
Dwi Wahyuningsih, Binarti
Meuthia Pratiwi, Rizky
Metadata
Show full item recordAbstract
Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) merupakan penyakit progresif yang ditandai dengan keterbatasan aliran udara, respon inflamasi kronis pada saluran napas, dan gejala utama sesak napas. Gangguan pola napas tidak efektif sering muncul pada pasien PPOK, sehingga diperlukan intervensi non-farmakologis yang efektif. Posisi ortopnea, yaitu posisi duduk condong ke depan dengan bantuan bantal, diketahui dapat memfasilitasi pergerakan diafragma dan memperbaiki ventilasi paru.Penelitian ini menggunakan studi kasus pada pasien PPOK dengan keluhan sesak napas di RSUD Prof. Dr. Soekandar Mojosari. Asuhan keperawatan diberikan secara komprehensif mulai dari pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi, hingga evaluasi. Intervensi utama berupa pemberian posisi ortopnea selama 3–5 menit, disertai pemantauan frekuensi napas, penggunaan otot bantu napas, dan saturasi oksigen.Setelah pemberian posisi ortopnea, pasien menunjukkan penurunan frekuensi napas dari 28x/menit menjadi 21x/menit, berkurangnya penggunaan otot bantu napas, serta peningkatan saturasi oksigen hingga 98%. Pasien juga melaporkan rasa sesak berkurang dan kenyamanan bernapas meningkat. Hasil ini mendukung efektivitas posisi ortopnea sebagai intervensi keperawatan dalam mengatasi gangguan pola napas tidak efektif pada pasien PPOK.