• Login
    View Item 
    •   Home
    • KIAN PROFESI NERS
    • KIAN PROFESI NERS 2025
    • View Item
    •   Home
    • KIAN PROFESI NERS
    • KIAN PROFESI NERS 2025
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    Analisis Assesment Risiko Jatuh Di Ruang Teratai Rumah Sakit Bhayangkara Pusdik Brimob Watukosek Mojokerto

    Thumbnail
    View/Open
    PENDAHULUAN (726.1Kb)
    ABSTRAK (238.6Kb)
    KETERSEDIAAN PUBLIKASI (192.1Kb)
    BAB 1 (331.7Kb)
    BAB 2 (1.007Mb)
    BAB 3 (1.139Mb)
    BAB 4 (392.6Kb)
    BAB 5 (312.7Kb)
    LAMPIRAN (1.094Mb)
    UJI SIMILARITAS (7.992Mb)
    Date
    2025-08-22
    Author
    Lusmono, Lusi Indah
    Basuki, Duwi
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Pendahuluan: Risiko jatuh merupakan kejadian hampir jatuh atau jatuh yang dialami pasien di unit perawatan, baik saat istirahat maupun terjaga. Kejadian ini menjadi salah satu sasaran keselamatan pasien yang diwajibkan oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) dan mengacu pada standar WHO serta Joint Commission International (JCI). Faktor risiko jatuh dapat berasal dari kondisi pasien (usia, gangguan kognitif, penyakit, riwayat jatuh) maupun lingkungan (lantai licin, pencahayaan buruk, peralatan tidak aman). Dampak jatuh meliputi masalah fisiologis, psikologis, dan finansial. Metode: Kajian ini merangkum teori dan standar penilaian risiko jatuh berdasarkan literatur NANDA International, Setiawati, Putrina, Depkes RI, dan instrumen seperti Morse Fall Scale (MFS) dan Hendrich Fall Scale (HFS). Proses re-assessment risiko jatuh dilakukan secara berkala melalui identifikasi faktor risiko, observasi keseimbangan, penilaian lingkungan, serta penerapan intervensi pencegahan. Hasil: MFS mengkategorikan risiko jatuh menjadi tidak berisiko (0–24), risiko rendah (25–44), dan risiko tinggi (>45), sedangkan HFS membaginya menjadi risiko rendah (0–5), sedang (6–15), dan tinggi (16–25). Intervensi pencegahan meliputi pengaturan posisi tempat tidur, penguncian roda, orientasi pasien, pemasangan tanda risiko, serta perbaikan lingkungan. Penanganan insiden jatuh diatur melalui pelaporan, verifikasi, investigasi, analisis akar masalah, dan pemberian rekomendasi oleh tim keselamatan pasien, sesuai PMK No. 11 Tahun 2017. Diskusi: Pencegahan risiko jatuh memerlukan kombinasi penilaian klinis, perbaikan lingkungan, edukasi pasien, dan budaya keselamatan pasien di rumah sakit. Implementasi instrumen MFS dan HFS terbukti membantu mengidentifikasi tingkat risiko secara cepat dan tepat, sehingga intervensi dapat diberikan sesuai tingkat risiko. Pelaporan insiden secara non-blaming menjadi kunci perbaikan sistem dan penurunan kejadian jatuh di fasilitas kesehatan. Kata kunci: risiko jatuh, keselamatan pasien, re-assessment
    URI
    https://repositori.stikes-ppni.ac.id/handle/123456789/3708
    Collections
    • KIAN PROFESI NERS 2025

    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV
     

     

    Browse

    All of RepositoryCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV