dc.description.abstract | Hipotermia pasca operasi, khususnya setelah anestesi spinal pada pasien sectio caesarea (SC), merupakan komplikasi umum yang dapat memicu menggigil (shivering), meningkatkan konsumsi oksigen, nyeri, dan memperlambat pemulihan. Salah satu metode manajemen efektif untuk kondisi ini adalah penggunaan blanket warmer. Penelitian ini merupakan studi kasus yang dilakukan pada pasien post SC dengan spinal anestesi di ruang Recovery Room RSUD Syamrabu Bangkalan. Pendekatan asuhan keperawatan digunakan melalui tahapan pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi terhadap satu pasien dengan hipotermia (suhu 33,6°C) yang menunjukkan gejala menggigil dan kulit teraba dingin. Intervensi dilakukan selama 3 jam menggunakan manajemen hipotermia, termasuk penghangatan pasif dan aktif (blanket warmer dan infus cairan hangat). Evaluasi menunjukkan peningkatan suhu tubuh dari 33,6°C menjadi 36,3°C serta penurunan gejala menggigil secara bertahap. Implementasi blanket warmer secara konsisten disertai pemantauan suhu dan edukasi pasien terbukti efektif dalam meningkatkan termoregulasi. Intervensi ini mendukung teori bahwa pendekatan nonfarmakologis seperti blanket warmer mampu mempercepat pemulihan dan meningkatkan kenyamanan pasien post operasi. Penelitian ini memberikan kontribusi terhadap praktik keperawatan dalam penanganan hipotermia pasca anestesi spinal. | en_US |