ASUHAN KEBIDANAN PADA NY”E” UMUR 31 TAHUN DI PUSKESMAS JATIREJO KABUPATEN MOJOKERTO
Abstract
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “E” UMUR 31 TAHUN
DI PUSKESMAS JATIREJO KABUPATEN MOJOKERTO
Oleh: Elisabet Rahametwan
Asuhan Continuity of Care (COC) merupakan pendekatan dalam praktik kebidanan yang berfokus pada pemberian pelayanan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Model ini mengedepankan pembentukan kemitraan yang kuat serta dukungan terus-menerus antara bidan dan klien, sehingga tercipta hubungan saling percaya. Tujuan utama asuhan ini adalah untuk menjamin kesehatan ibu dan bayi melalui pemantauan yang berkelanjutan mulai dari masa kehamilan, persalinan, masa nifas, perawatan bayi baru lahir, hingga pelayanan keluarga berencana, serta melakukan deteksi dini terhadap kemungkinan komplikasi atau permasalahan yang timbul. Dalam pendokumentasian asuhan Continuity of Care (COC) menggunakan SOAP yang dilakukan kepada Ny. E umur 31 tahun di Desa Karangjeruk Kecamatan Jatirejo Kabupaten Mojokerto. Asuhan ini dimulai dari tanggal 16 juni hingga 22 juli 2025 yang dilaksanakan di kediaman Ny. E. penulis melakukan kunjungan sebanyak 10x yaitu: 1x di kehamilan, 1x di persalinan, 4x kali di nifas, 3x di neonatus dan 1x di KB.
Pada kunjungan pertama selama masa kehamilan, tidak ditemukan adanya keluhan atau masalah. Proses persalinan juga berlangsung normal tanpa komplikasi. Saat kunjungan masa nifas pertama dan kedua, ibu mengeluhkan nyeri pada area luka jalan lahir serta mengalami konstipasi. Oleh karena itu, penulis menyarankan ibu untuk melakukan mobilisasi dini serta mengonsumsi makanan bergizi tinggi kalori dan protein guna mempercepat proses pemulihan. Pada kunjungan nifas ketiga dan keempat, keluhan konstipasi masih berlanjut, sehingga disarankan untuk meningkatkan asupan air putih agar membantu melunakkan feses, serta dianjurkan untuk memeriksakan diri ke bidan guna mendapatkan penanganan lebih lanjut terkait keluhan tersebut. Kunjungan neonatus dilakukan sebanyak tiga kali, selama itu ibu tidak menyampaikan adanya keluhan terhadap bayinya, dan hasil pemeriksaan menunjukkan bayi dalam kondisi sehat. Pada kunjungan terakhir, yaitu kunjungan keluarga berencana (KB), ibu menyatakan keinginannya untuk menggunakan metode KB suntik selama tiga bulan.
Dalam pelaksanaan pelayanan secara berkesinambungan, tidak ditemukan perbedaan antara teori dan praktik di lapangan. Pada asuhan masa kehamilan, nifas, neonatus, hingga keluarga berencana, seluruh tindakan yang diberikan telah sesuai dengan teori yang berlaku. Pemantauan yang dilakukan secara terus-menerus ini memberikan manfaat tidak hanya bagi penulis dan partisipan, tetapi juga bagi pembaca maupun pihak lain yang membutuhkan informasi tersebut.