REPRESENTASI INTENSITAS RASA HAUS PADA PASIEN HEMODIALISA MENGGUNAKAN THIRST DISTRESS SCALE (TDS)DI RSI SAKINAH MOJOKERTO
Date
2025-09-02Author
CHUSNIYAH, NUR ARRYN IMRO’ATUL
So’emah, Eka Nur
Dwi Ningsih, Arum
Metadata
Show full item recordAbstract
Hemodialisa digunakan untuk pasien dengan gagal ginjal stadium akhir atau
pasien sakit akut yang memerlukan dialisis jangka pendek. Penyakit ini dapat
menghentikan fungsi ginjal untuk mengeluarkan sisa metabolisme sebagai urin.
Dengan hemodialisa ginjal akan dibantu untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme
atau racun. Adanya pembatasan intake cairan yang dilakukan pada pasien yang
menjalani hemodialisa menimbulkan efek timbul rasa haus yang menyebabkan
mulut pasien kering karena produksi saliva yang berkurang (xerostomia). Penelitian
ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Dalam
penelitian ini populasi yang digunakan adalah seluruh pasien hemodialisa di RSI
Sakinah sebanyak 198 pasien. Sampling pada penelitian ini menggunakan teknik
Non Probability Sampling tipe accidental samplingdalam waktu 1 minggu
mendapatkan 59 responden dengan menggunakan kuesioner thirst distress scale
(TDS). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa hampir seluruh responden memiliki
intensitas rasa haus kategori sedang sabanyak 45(76,3%) responden. Adanya
pembatasan cairan pada pasien HD memicu respon ketidakseimbangan cairan
dalam tubuh sehingga menginisiasi peningkatan osmolalitas darah yang bertugas
untuk menghantarkan impuls menuju osmoreseptor di hipotalamus. Osmoreseptor
ini merupakan pusat reseptor sensorik yang mengatur kendali rasa haus pada
hipotalamus. Jika osmolalitas darah meningkat, maka hipotalamus akan
mengirimkan sinyal bahwa tubuh kekurangan cairan yang memicu timbulnya
keluhan rasa haus