ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “U” MULAI MASA NIFAS, NEONATUS DAN KELUARGA BERENCANA DI KABUPATEN PASURUAN
Abstract
Asuhan kebidanan secara berkesinambungan (Continuity Of Care) adalah
pemberian asuhan kebidanan mulai dari masa nifas, neonatus atau bayi baru
lahir hingga memutuskan menggunakan KB bertujuan untuk mengurangi resiko
tinggi yang akan menyebabkan kematian pada ibu dan bayi. Penulis melakukan
pendampingan pada Ny.U P200002 usia 30 tahun dengan melakukan
kunjungan pada masa nifas sampai KB serta memberikan asuhan sesuai dengan
kebutuhan ibu dan bayi.
Kunjungan di lakukan di rumah dan Via WA dengan Dosen Pembimbing.
Asuhan pada Ny.U di mulai pada tanggal 1 Februari 2021 hingga 11 Maret
2021. Pada kunjungan nifas sebanyak 4 kali yaitu 4 kali di rumah pasien dan di
dampingi oleh dosen pembimbing lewat VC whatsapp. Pada kunjungan kedua
ibu mengeluh puting susu sebelah kiri lecet, dan kunjungan selanjutnya tidak
ada keluhan yang dirasakan oleh ibu. Kemudian pada kunjungan neonatus
dilakukan 3 kali, di lakukan di rumah pasien yang jadwal pelaksanaannya
bersamaan dengan kunjungan nifas ke 1 sampai ke 3, hasilnya tidak ditemukan
keadaan yang patologis. Pada kunjungan KB dilakukan 1 kali, pelaksanaanya
bersamaan dengan kunjungan nifas yang ke 4 yaitu pada 6 minggu post partum.
Ibu memutuskan untuk menggunakan kontrasepsi alamiah yaitu MAL.
Asuhan yang telah diberikan berupa pendidikann kesehatan mengenai
cara menyusui dengan benar, cara mengatasi puting susu yang lecet serta
menyusui secara on demand selama 6 bulan, mengkonsumsi makanan yang
bergizi serta di harapkan ibu menjemur bayi di pagi hari jam 07.00-09.00.
Asuhan yang sudah di berikan oleh penulis dapat dimengerti dan diterapkan
oleh ibu. Ibu kooperatif dalam pemeriksaan dan menerima health education
dengan baik.
Di harapkan adanya asuhan berkesinambungan ibu dapat cepat dalam
mengambil keputusan tentang kondisi kesehatann dan memanfaatkan buku KIA
sebagai media informsi perawatan bayi, imunisasi dan tumbuh kembang bayi
serta dapat mengurangi resiko tinggi yang akan menyebabkan AKI dan AKB
meningkat serta memungkinkan perempuan untuk berpartisipasi dalam
pengambilan keputusan tentang kesehatan ibu dan bayinya.