ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. S PADA MASA HAMIL SAMPAI KB DAN NEONATUS DI DESA MERI KAB MOJOKERTO
Date
2022-07-05Author
Nurhalimah
Frilasari, Heni SST., M.Kes
Dewi Yanti, Ariu SST., M.Kes
Metadata
Show full item recordAbstract
RINGKASAN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. S MASA HAMIL SAMPAI KB DAN NEONATUS DI WILAYAH DESA MERI KABUPATEN MOJOKERTO Oleh : Nurhalimah Pemberian Asuhan Continuity Of Care yang dilakukan oleh bidan secara berkesinambungan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir serta akseptor KB. Dengan tujuan untuk mengurangi resiko tinggi dan yang akan menyebabkan terjadinya komplikasi mengarah ke kematian ibu dan bayi. Penulis melakukan pendampingan pada Ny. S usia 27 tahun dengan melakukan kunjungan pada masa hamil, masa nifas, neonatus dan KB serta memberikan asuhan sesuai dengan kebutuhan. Metode yang di gunakan yaitu dilakukan dalam bentuk studi kasus, dimana penulis mengumpulkan data dan mendeskripsikan proses asuhan kebidanan secara komprehensif berbasis Continuity Of Care (COC), pada ibu hamil Trimester III, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana (KB) melalui pendekatan SOAP. Asuhan pada Ny. S diberikan mulai dari 21 April 2022 sampai dengan 7 Juni 2022 sebanyak 11 x kunjungan, yakni 2 kali kunjungan hamil, 4 kali kunjungan nifas, 3 kali kunjungan neonatus, 1 kali kunjungan akseptor KB. Hasil dari kunjungan masa hamil ibu mengeluh nyeri pada punggungnya keluhan yang dirasakan oleh ibu dalam batas fisiologis. Pada kunjungan masa nifas ibu mengeluh nyeri yang berasal dari luka bekas SC, keluhan yang dirasakan oleh ibu masih dalam batas fisiologis. Pada kunjungan neonatus tidak ada yang dikeluhkan bayi dalam keadaan sehat dan fisiologis. Asuhan yang telah diberikan dapat dimengerti dan diterapkan. Ibu kooperatif dalam pemeriksaan dan menerima Health education dengan baik, sehingga penulis dapat memberikan asuhan sesuai dengan kebutuhan ibu dan bayi. Diharapkan dengan adanya asuhan kebidanan yang berkesinambungan pada masa hamil sampai KB dan neonatus, dapat mengurangi resiko tinggi yang akan menyebabkan AKI dan AKB. Meningkatkan serta memungkinkan perempuan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan tentang kesehatan ibu dan bayi.