dc.description.abstract | Penyakit reproduksi yang banyak diderita oleh wanita Indonesia adalah Mioma uteri. Mioma uteri dapat menimbulkan masalah besar dalam kesehatan jika terapi efektif yang dibutuhkan belum Data pada tahun 2022 di UOBK RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan menyatakan bahwa mioma uteri menempati urutan pertama penyakit ginekologi tertinggi yaitu sebanyak 35 kasus (58,33%), 15 kasus (25%) kanker serviks, 7 kasus ( 11,67%) ca ovarium, 3 kasus (5%) kista ovarium. Pada tahun 2023 di UOBK RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan menyatakan bahwa mioma uteri menempati urutan pertama penyakit ginekologi tertinggi yaitu sebanyak 87 (70,73%) dari 123 penderita penyakit ginekolagi lainnya. Desain penelitian ini adalah bersifat deskriptif eksploratif yang bertujuan untuk mengetahui faktor predisposisi terjadinya mioma uteri. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian ibu yang terdiagnosa mioma uteri sejumlah 87 responden. Teknik Sample yang digunakan adalah purposive sampling. Analisa data diperoleh dari rekam medic yang dikumpulkan kedalam lembar pengumpul data dan disajikan dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan responden yang terdiagnosa mioma uteri sebagian besar berusia 20-35 tahun yaitu 64 responden ( 73,6%) , sebagian besar paritas responden adalah paritas nulipara ( paritas 0) yaitu 37 ( 42,5%) , seluruhnya responden mengalami menarche pada usia 10-16 tahun, dan sebagian besar responden tidak mempunyai riwayat keluarga mioma uteri yaitu 53 responden (60,9%). Sehingga sebaiknya wanita usia subur lebih memperhatikan kesehatan reproduksinya dengan melakukan pemeriksaan secara dini secara rutin karena seringkali mioma uteri timbul tanpa gejala | en_US |