dc.description.abstract | Hipertensi sering disebut sebagai “silent killer” karena karakter dari
penyakit hipertensi tidak menampakan tanda dan gejala yang jelas. Banyak
dari pasien tidak melakukan self management dengan baik seperti tidak rutin
mengontrol tekanan darah, tidak berinteraksi dengan tenaga kesehatan dan
kurangnya kepatuhan dalam minum obat menyebabkan pasien akan lebih sering
mengalami kekambuhan sehingga menyebabkan penurunan kualitas hidup.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan self management
dengan kualitas hidup pasien hipertensi di UPT Puskesmas Kranggan Kabupaten
Mojokerto. Desain penelitian ini adalah analitik korelasi dengan pendekatan cross
sectional. Populasi pada penelitian ini adala semua pasien hipertensi yang datang
berobat ke Puskesmas Kranggan dengan riwayat hipertensi. Pengambilan sampel
denganteknik consecutive sampling sehingga didapatkan 32 responden. Alat ukur
self management menggunakan kuesioner dan kualitas hidup menggunakan
WHOQOL Bref. Analisis data menggunakan uji Spearman Rho. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dari 16 responden yang melakukan self management
sedang, hampir seluruhnya mempunyai kualitas hidup baik sebanyak 15 orang
(93,8%), dan dari 16 responden yang melakukan self management buruk, hampir
seluruhnya mempunyai kualitas hidup sedang sebanyak 14 orang (87,5%). Hasil
analisis uji Spearman Rho menunjukkan pvalue=0,000 dengan koefisien korelasi
sebesar 0,919 sehingga H0 ditolak. Self Management melalui perawatan diri
dengan perubahan gaya hidup, interaksi dengan tenaga kesehatan maupun
kepatuhan minum obat dapat mengontrol kadar gula darah dan menurunkan
kekambuhan sehingga kualitas hidup pasien hipertensi meningkat. | en_US |