dc.description.abstract | Isolasi sosial adalah kondisi saat seseorang menarik diri dan enggan berinteraksi. Masalah ini mengganggu kehidupan sosial dan emosional. Salah satu cara mengatasinya adalah dengan Social Skills Training (SST), yaitu latihan keterampilan sosial agar pasien lebih percaya diri dan mau berhubungan dengan orang lain. penelitian ini dilakukan untuk menganalisis asuhan keperawatan jiwa dengan penerapan social skills training pada pasien isolasi sosial di Poli Jiwa RSUD Syamrabu Bangkalan. Penelitian ini menggunakan studi kasus tunggal pada Tn. R di Poli Jiwa RSUD Syamrabu Bangkalan dengan masalah utama isolasi sosial, data dikumpulkan dengan metode primer, wawancara, observasi langsung dan metode sekunder dengan ERM. Sebelum intervensi, Tn. R menunjukkan gejala isolasi sosial seperti menarik diri, sering menyendiri di kamar, dan enggan berinteraksi. Pada 30 Januari–1 Februari 2025, dilakukan tiga tahap intervensi keperawatan jiwa. SP 1 fokus membangun hubungan saling percaya dan melatih keterampilan dasar berkenalan; hasilnya, klien mulai merespons dan mengenali cara berinteraksi meski masih pasif. SP 2 mengevaluasi aktivitas harian dan memberikan latihan sosial (Social skills training/SST) seperti menyapa, menjaga kontak mata, serta menyusun jadwal interaksi harian; klien mulai tertarik dan menunjukkan bahasa tubuh lebih terbuka. SP 2 lanjutan memperkuat latihan, klien mulai nyaman berbicara, tersenyum, dan memahami langkah berkenalan. Setelah intervensi, klien lebih aktif, ekspresif, dan bersedia melanjutkan latihan sosial dengan dukungan keluarga pada tahap selanjutnya (SP 3). Penerapan Social skills training dalam asuhan keperawatan jiwa terbukti efektif meningkatkan kemampuan interaksi sosial pada pasien dengan isolasi sosial. Hasil ini mendukung pentingnya penerapan SST sebagai pendekatan terapeutik | en_US |