| dc.description.abstract | Seorang lansia dengan seiring bertambahnya usia akan mempengaruhi kesehatan baik secara psikologis maupun secara fisik pada dirinya, perubahan fisiologis yang sering terjadi pada lansia yakni mengalami berbagai penyakit degeneratif, salah satunya hipertensi. Salah satu tanda dan gejala yang sering dialami oleh lansia hipertensi adalah nyeri dibagian tengkuk leher sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Nyeri terjadi akibat peningkatan tekanan pada pembuluh darah yang memasok darah ke otak, menyebabkan penekanan pada serabut saraf otot leher. Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan komplikasi serius seperti stroke, gagal jantung dan penyakit ginjal kronis. Salah satu terapi non farmakologis yang dapat digunakan untuk menurunkan tekanan dan skala nyeri adalah terapi SEFT. Tujuan asuhan keperawatan ini mampu menerapkan asuhan keperawatan lansia hipertensi dengan masalah nyeri akut melalui intervensi terapi SEFT di UPT Pesanggrahan PMKS Majapahit Mojokerto. Metode ini menggunakan studi kasus melalui pendekatan asuhan keperawatan pada Ny. S. Hasil asuhan keperawatan pada Ny. S menunjukkan adanya penurunan tingkat nyeri, dari awal pengkajian Ny. S menunjukkan tingkat nyeri ringan yakni skala 3, kemudian setelah dilakukan penerapan pemberian terapi SEFT selama 3 kali kunjungan, dimana 1 kali kunjungan diberikan 2 kali terapi selama 30 menit menunjukkan penurunan tekanan darah dan tingkat nyeri menjadi nyeri ringan yakni skala 0 atau tidak nyeri. Hasil penerapan terapi SEFT yang dilakukan kepada Ny. S menunjukkan adanya penurunan tekanan darah dan tingkat nyeri, hal ini menunjukkan penerapan terapi SEFT dapat diterapkan. Terapi non-farmakologis seperti terapi SEFT direkomendasikan dalam praktik keperawatan gerontik untuk menurunkan risiko pada komplikasi kardiovaskular. | en_US |