| dc.description.abstract | Isu gizi di kalangan remaja Indonesia terus menjadi perhatian utama, dengan tingkat prevalensi stunting, obesitas, dan anemia yang masih tinggi, sebagian besar dipengaruhi oleh kebiasaan mengonsumsi makanan cepat saji serta rendahnya aktivitas fisik. Penelitian ini mencoba mengeksplorasi kaitan antara pola konsumsi makanan cepat saji, tingkat aktivitas fisik, dan kondisi gizi pada 83 siswa SMK Gema 45 Surabaya. Pendekatan yang digunakan adalah deskriptif korelatif dengan desain cross-sectional, dengan pengumpulan data melalui Food Frequency Questionnaire (FFQ), Global Physical Activity Questionnaire (GPAQ), dan pengukuran Indeks Massa Tubuh (BMI). Hasil penelitian mengindikasikan bahwa 41% siswa tidak pernah mengonsumsi makanan cepat saji, 41% menjalani aktivitas fisik pada level sedang, dan 41% memiliki berat badan dalam kisaran normal. Analisis tambahan menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara aktivitas fisik dan status gizi (nilai p 0,000; koefisien korelasi 0,926), sedangkan korelasi antara konsumsi makanan cepat saji dan status gizi tergolong lemah (nilai p 0,007; koefisien korelasi 0,292). Dari temuan ini, dapat disimpulkan bahwa konsumsi makanan cepat saji dan aktivitas fisik turut menentukan kondisi gizi remaja, dengan pengaruh aktivitas fisik yang lebih dominan. Oleh sebab itu, diperlukan upaya edukasi yang terarah untuk mendorong pola makan sehat dan peningkatan aktivitas fisik guna mendukung kesehatan gizi remaja | en_US |