| dc.description.abstract | Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang paling sering dialami
oleh lanjut usia dan dikenal sebagai silent killer karena sering tidak menimbulkan
gejala hingga terjadi komplikasi. Salah satu faktor risiko penting yang berperan
terhadap timbulnya hipertensi adalah stres, yang dapat memicu aktivasi sistem saraf
simpatis dan sistem endokrin sehingga meningkatkan tekanan darah. Berdasarkan
data awal di Desa Sungi Wetan, prevalensi hipertensi pada kelompok lansia
tergolong tinggi. Kondisi ini menjadi dasar perlunya dilakukan penelitian mengenai
hubungan antara tingkat stres dengan kejadian hipertensi pada lansia.
Metode:Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan
pendekatan cross sectional. Populasi penelitian mencakup seluruh lansia yang
berdomisili di Desa Sungi Wetan, Kecamatan Pohjentrek, Kabupaten Pasuruan.
Sampel berjumlah 20 responden yang dipilih menggunakan teknik purposive
sampling. Tingkat stres diukur dengan menggunakan Holmes and Rahe Stress
Inventory, sedangkan data kejadian hipertensi diperoleh dari hasil rekam medis dan
pemeriksaan tekanan darah. Analisis data dilakukan menggunakan uji Chi-Square
dengan tingkat signifikansi 0,05. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sebagian besar responden memiliki tingkat stres dalam kategori sedang. Kejadian
hipertensi lebih banyak ditemukan pada lansia dengan tingkat stres sedang hingga
berat. Uji statistik menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara tingkat
stres dan kejadian hipertensi pada lansia di Desa Sungi Wetan (p < 0,05).
Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan
kejadian hipertensi pada lansia di Desa Sungi Wetan. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat menjadi dasar bagi tenaga kesehatan dalam melakukan upaya
promotif dan preventif, khususnya melalui edukasi tentang manajemen stres guna
menurunkan risiko hipertensi pada kelompok lansia. | en_US |